-->

Halaman

    Social Items


Assalamu'alaikum.

Ini adalah tulisan pertama dipenghujung bulan Sya'ban. yang sebentar lagi kita akan masuk dibulan yang penuh berkah dan biasa dengan yang disebut bulan Ramadhan. kali ini DoTI (doa terbaik islami) akan membahas tentang kata yang kata orang kata paling powerful.
"maaf ya sengaja dibanyakin kata kata kata " :-)

Kata orang, ada tiga kata paling powerful di dunia ini, yakni tolong, terima kasih, dan minta maaf. Meskipun powerful, namun disebut juga jika ketiga kata itu adalah kata-kata yang cenderung paling susah untuk dikatakan oleh manusia. Apakah benar ?

Untuk kali ini DoTI bakalan membahas kata yang kata orang termasuk kata paling powerful yaitu MAAF.

Dalam hadist yang diriwayatkan HR Ibnu Hibban

Sayyidatina Aisyah RA pernah ditanya terkait watak pribadi Rasulullah Saw, ia pun menjelaskan:

كان أحسن الناس خلقا، لم يكن فاحشا ولا متفحشا، ولا سخابا في الأسواق، ولا يجزي بالسيئة السيئة، ولكن يعفو ويصفح

“Adalah Rasulullah SAW orang yang paling bagus akhlaknya: beliau tidak pernah kasar, tidak berbuat keji, tidak berteriak-teriak di pasar, dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Malahan beliau pemaaf dan mendamaikan,” 
(HR Ibnu Hibban).

Sulit atau tidaknya seseorang minta maaf atau memberi maaf kepada orang lain tidak hanya dipengaruhi oleh sikap atau karakter seseorang. Terkadang, mood dan emosi seseorang juga terlibat di dalamnya. Bahkan, faktor gengsi juga seringkali dijadikan tameng seseorang untuk tidak mau minta maaf.

Tapi, mari renungkan yang dilakukan Rasullah SAW berikut :

Di antara sifat Rasulullah Saw ialah suka memberi maaf. Beliau seringkali memaafkan orang yang membenci dan menyakiti perasaannya.

Memaafkan kesalahan orang bukanlah perkara mudah. Pada saat itulah keimanan seorang diuji. Apakah ia akan memperturutkan hawa nafsu jahatnya atau mengalahkan amarahnya dengan memberi maaf.

Allah SWT berfirman:

فمن عفا وأصلح فأجره على الله

“Barangsiapa yang memaafkan dan mendamaikan maka pahalanya dari Allah SWT” 
(QS: Asy-Syura: 40)

Dalam benak perasaaan ataupun hati kita pasti akan ada kata-kata berikut :

“Kalau aku minta maaf duluan, berarti aku mengakui kalau aku salah dong?” 

Demikianlah pemikiran beberapa orang yang menyebabkan minta maaf jadi sedemikian sulitnya.

Sudah banyak artikel yang mengulas jika minta maaf lebih dahulu tidak berarti seseorang bersalah dan mengaku kalah. Minta maaf lebih dulu kepada orang lain seringkali merupakan cara seseorang untuk mengakhiri perang dingin yang biasanya terjadi setelah pertengkaran.

Meminta maaf dan memaafkan haruslah saling beriringan. disisi Allah SWT meminta maaf dan memaafkan mendapatkan sesuatu yang tak pernah bisa terukur.

Dalam sebuah hadits juga disebutkan:

وما زاد الله عبد بعفو إلا عزا

"Tidaklah Allah SWT menambahkan sesuatu kepada orang yang memaafkan kecuali kemuliaan,” 
(Al-Muwatta’ karya Imam Malik).


"Semoga Allah tetapkan kita mampu meminta maaf dan memberi maaf"

TENTANG MAAF

ISLAM SEBAGAI SUATU PANDANGAN HIDUP KITA


   Apakah Islam sebagai suatu pandangan hidup bersifat lengkap dan benar? Pertanyaan ini menjadi begitu urgent ketika seorang Islam dihadapkan pada suatu tantangan pemikiran, tentang kebertahanan ajaran-ajaran agamanya. Apalagi jika hal ini dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya pergeseran ideologi pemikiran di abad ke21 mendatang. Bahkan lebih jauh lagi, eksistensi agama yang dipertaruhkan. Sebab bukan hal yang mustahil, bahwa pada abad-abad mendatang agama-agama akan ditinggalkan orang karena tidak mampu lagi memberikan suatu jalan keluar dari kemelut kemanusiaan yang menimpa manusia secara keseluruhan.

Secara definitif interpretasi terhadap ajaran agama terkadang membuat ajaranajaran agama yang bersangkutan pada praksisnya mengalami kemandegan, jauh dari nilai transendensi ajarannya sendiri, dan takluk kepada kepentingan-kepentingan, baik itu kelompok ataupun rezim kekuasaan.

Oleh karena itu, perlu suatu re-interpretasi terhadap ajaran agama yang sejalan dengan dinamika dan perkembangan masyarakat, sehingga diperoleh suatu sintesa pemikiran yang mampu memberi jalan keluar kemelut kemanusiaan yang ada di dalamnya, minimal mampu menjembatani permasalahannya, memberi jawaban serta memberi alternatif yang paling mungkin untuk dilaksanakan. Dengan demikian pertanyaan-pertanyaan yang muncul, tidak lagi menggantung dan hilang tak tentu rimbanya.

Artikel yang sedang anda baca ini. merupakan suatu usaha ke arah sana.Artikel ini berusaha mengangkat suatu tema yang dekat dengan keseharian realitas manusia, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari ketidak-tahuan manusia serta keterdesakannya dengan sesuatu yang diluar kemampuan nalar manusia. Perbincangan di dalamnya memang cenderung bersifat filosofis. Namun berangkat dari hal yang sifatnya filosofis inilah,justru akan semakin membuka mata kita, betapa kita memang sangat butuh dengan adanya suatu kepastian dan jaminan, yang mana semua itu terjawab dan ada di dalam agama. ISLAM dalam hal ini membuktikan dirinya mampu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.

Selain itu, Artikel ini juga melatih kita untuk berpikir secara logis dan benar, senantiasa ingat dan memikirkan akan penciptaan alam semesta beserta isinya. Sehingga hal itu akan menempatkan kita pada aras yang benar, mampu membuat suatu terobosan pemikiran yang cemerlang dalam menghadapi dan menjawab suatu permasalahan hidup dan keagamaan, serta selalu mengingatkan kita kepada Sang Pencipta. Dengan ingat kepada-Nya, maka hati kita akan mengalami ketenteraman dan ketenangan, karena ada sandaran dan transendensi dengan-Nya. Alaa bi dzikkrillah thatmainnu al-quluub.

ISLAM SEBAGAI SUATU PANDANGAN HIDUP KITA


Tahukah kalian seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, Ialu ia mandi dari air sungai itu setiap hari Iima kaIi, apakah akan tersisa kotorannya? Para sahabat menjawab, "tidak akan tersisa sedikitpun kotorannya."BeIiau berkata,”maka begitulah perumpamaan shalat Iima waktu, dengannya Allah menghapus dosanya” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Beberapa bulan belakangan ini di media sosial telah ramai diperbincangkan pelarangan suara azan. Tentunya pelarangan disampaikan orang yang jelas tidak suka dengan syiar Islam. Padahal tidak sedikit para mantan pendeta, pastor dan lain sebagainya memeluk Islam setelah mendengar suara azan.

Dalam buku Mengapa Kami Memilih Islam, kita mendapat jawaban cerdas dari para muallaf. Bahwa ternyata suara azan memiliki energi kearifan yang sangat dahsyat yang mampu menyentuh relung-relung kalbu untuk berupaya mencari tahu makna dan arti dari suara azan. Setelah mereka mengetahui maknanya, mereka dengan kesadaran diri menjadi muallaf (masuk Islam tanpa paksaan). Oleh sebagian kita tentu masih banyak yang bertanya, apa makna di balik suara azan tersebut.

Syiar Kebesaran Allah SWT;
 Syiar kebesaran Allah melalui kalimat Allahu Akbar yang berarti Allah Maha Besar. Hal ini menjadi renungan bagi kita untuk membesarkan Allah dalam kehidupan dan menjadikan diri kita kecil di hadapannya. ilmu yang kita miliki tidak ada bandingannya dengan ilmu yang dimiliki Allah, bahkan Allah Mahamemiliki llmu. Harta yang kita punyai juga tidak ada bandingannya dengan Allah yang Mahamemiliki harta dan kekayaan ditambah kekayaan Allah di Langit dan di Bumi, di Barat dan di Timur.

Dalam kaitannya dengan kebesaran Allah dalam kehidupan dan sebagai orang yang beriman kita wajib mengagungkan Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam Alquran surah Isra' ayat 111: dan Katakanlah: ”Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.

Dalam kitab tafsir Al-muyassar jilid l halaman 293 ditafsirkan

tentang kalimat agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya (wa kabbirhu takbira ) dengan tafsiran ”agungkanlah Allah dengan pengagungan yang sempurna disertai memuji dan beribadah hanya kepada Allah dan dengan keikhlasan beragama Islam secara kaffah".

Mempertegas Syahadatain; Syahadatain dipahami dengan dua kalimat syahadat baik Syahadat Tauhid (Asyhadu Alla ilaha illalla‘h) dan Syahadat Rasul (wa asyhadu anna Muhammadarrasullah ). Tentunya kedua kalimat tersebut harus terpatri dalam sanubari yang ditindaklanjuti dengan istiqamah memegang dua buhul kalimah syahadat. Dr lwad bin Abdillah Al Mu'taq dalam bukunya Syurat La ilaha illallah menjelaskan, di antara syarat yang harus dimiliki seorang Mukmin dalam mengucapkan kalimat syahadat yakni keyakinan (Alyaqin) dan cinta (Almahabbah). Alyaqin dipahami dengan menghilangkan keraguan dalam diri bahwa tidak ada yang Mahapencipta kecuali Allah (La khéliqa IIIa/Iah) dan tidak ada yang Mahamemberikan rezeki kecuali Allah (La Raziqa illallah).

Demikian juga keyakinan akan keberadaan Rasulullah SAW sebagai teladan terbaik (uswatun hasanah) dalam kehidupan Dengan keyakinan yang sebenarnya, maka rasa cinta kepada Allah dan Rasulnya akan terwujud secara totalitas yang selanjutnya seluruh perintah Allah dan Rasulnya juga akan ditaati tanpa ada penolakan sedikitpun (sami’na wa atha’na ).

Shalat Merupakan Sungai Kearifan; Kalimat Hayya Alaasshalah yang berarti mari menunaikan ibadah shalat. Suatu seruan kelembutan dari Allah yang Mahalembut (Allathif) menyeru hambaNya yang telah mempertegas syahadatain dalam kehidupannya. Dengan dasar keyakinan dan cinta, kita akan menghampiri seruan Tuhan dari masjid "Rumah Allah yang suci". Sebab di balik seruan itu ada hal yang penting dan menjadikan kita hambaNya yang suci setelah menunaikan ibadah shalat.

Apalagi Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah: tahukah kalian seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, Ialu ia mandi dari air sungai itu setiap hari Iima kali, apakah akan tersisa kotorannya? Para sahabat mejawab ”tidak akan tersisa sedikitpun kotorannya.”BeIiau berkata,”maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosanya".

Berdasarkan hadis ini Allah SWT melalui RasuINya mengajarkan hambaNya untuk senantiasa menyucikan diri mereka di "Sungai Kearifan" yakni ibadah shalat.

Meraih Alfalah;
Kata Alfalah dari kalimat Hayya ’Ala Alfalah memiliki beragam makna, selain diartikan dengan kemenangan, Alfalah juga berarti kebahagiaan sebagaimana dituliskan Jalaluddin Rahmat dalam Bukunya Tafsir kebahagiaan. Tentunya kemenangan dan kebahagiaan akan diraih seseorang setelah mencurahkan rasa cintanya di “Sungai Kearifan" shalat lima waktu.

Mempertahankan Tauhid Dalam Kehidupan; Setelah kalimat AI/ahu Akbar, seruan azan ditutup dengan kalimat La ila‘ha illallah (Tiada Tuhan Selain Allah). Suatu kalimat penegasan bahwa kita harus senantiasa mempertahankan Tauhid bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Dengan kata lain meminjam istilah Al-ustadz H.Yusuf Mansur, Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus.

Dengan demikian seruan kearifan azan menyimpan hikmah yang luar biasa bagi orang beriman. Juga jawaban atas pandangan yang salah dari orang yang benci dengan syiar Islam, ragu akan kebesaran Allah dan keagungan Rasulnya. Allahu Akbar Wa Iillahilhamdu. Wallahu a’lam bi Asshawab.



BEGITU HIKMAH SUARA KEARIFAN ADZAN


Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka Bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (QS AI-Jumu'ah/62: 9-10).

Sewaktu masih di kampung, setiap hari Jum'at saya kerap mendengar QS AI-Jumu'ah (surah ke 62) khususnya ayat 911dibacakan oleh Bilal. Ayat-ayat ini dilantunkan dengan sangat indah sebelum prosesi Khutbah dan shalat Jumu'at dimulai. Saya tidak tahu dalilnya mengapa ayat itu dibaca d setiap kali hendak shalat Jum'at.

Saya juga tidak ingin mempertanyakannya karena biasanya jawaban yang diberikan sama. "Sejak dulu sudah dibuat oleh atok-atokmu." Dalam bahasa fikihnya disebut taklid. Hemat saya, secara sederhana argumennya adalah karena ayat-ayat itu terdapat pada surah AI-Jumu'ah dan isinya mengingatkan umat Islam laki-laki agar bergegas ke masjid untuk shalat Jum'at.

Tentu saja saya sebagai anak-anak dengan referensi sangat terbatas-kendati mengaji sore di Madrasah Ibtidaiyyah, selanjutnya masuk ke MTsN-tak cukup mampu menggali kandungan ayat yang sangat dalam. Belakangan saya baru tahu ternyata surah AI-Jumu'ah adalah, meminjam istilah Amru Khalid, surah yang meminta ketegasan kita menentukan afiliasi dalam hidup. Seakan ayat itu bertanya, mana barisan, kelompok dan sekutumu? Apakah ketika diseru azan Jum'at, engkau meninggalkan aktivitasmu, seberapapun penting itu demi untuk bisa hadir di masjid untuk shalat Jum'at. Atau engkau memilih menyelesaikan tugasmu dengan 1000 alasan. Tentu saja implikasi dari keputusan memilih afiliasi kepada Allah adalah komitmen untuk mendahulukan Allah dari apapun yang ada di muka Bumi ini.

Sebenarnya surah AI-Jumu'ah bisa dianalisa dengan berbagai pendekatan. Seorang insinyur teknik Sipil misalnya, akan melihat QS AI-Jumu'ah khususnya ayat 9, mengajarkan menata sebuah kota yang indah. Masjid harus diposisikan sebagai titik nol bagi sebuah kota. Ia berada di tengah-tengah kota kendati dalam makna mazaji. Posisi masjid bukan di pinggiran atau di tempat yang sangat strategis. Isyarat ayat yang artinya, jika dipanggil untuk melaksanakan shalat Jum'at, bersegeralah engkau pada panggilan tersebut dan tinggalkanlah jual beli....

Jelas menunjukkan, masjid berada di tengah atau pusat kota sehingga menjadi lokus atau sentra perhatian dan kegiatan. Posisi masjid yang benar dari perencanaan tata kota,]ika dilihat menggunakan kamera dari atas, akan terlihat umat Islam berbondong-bondong menuju satu titik yaitu masjid. Selanjutnya ada isyarat yang sangat kuat bahwa masjid dikelilingi pusat-pusat perbelanjaan atau toko-toko yang menunjukkan sibuknya aktivitas bisnis. Kendatipun para fuqaha mengatakan, penyebutan jual beli pada ayat itu adalah isyarat bahwa aI-ba'i adalah ummu aI-mu'amalat (induknya almu'amalat). Artinya jika telah disebut jual beli maka termasuklah semua jenis aktivitas lainnya seperti petani, pegawai, guru, mesti di tinggalkan.

Bagi penulis, QS Al-Jumu'ah adalah surah yang menegaskan urgensi membangun ekonomi kejama'ahan. Bukan saja ekonomi kejamaahan ini tersirat dari nama surah AI-Jumu'ah yang akar katanya sama dengan jamaah. Tetapi juga kandungan ayatnya yang memberi kesan kuat pentingnya membangun ekonomi kejamaahan. Ada baiknya kita perhatikan ayat Alquran surah AI-Jumu'ah: 9-10.

Kalimat tinggalkan jual beli menunjukkan, aktivitas umat Islam itu umumnya didominasi kegiatan dagang atau aktivitas ekonomi dalam makna lebih luas. Sederhananya di dalamnya ada aktivitas produksi, distribusi dan tentu saja konsumsi. Jika diterjemahkan secara progresif maknanya umat Islam harus menguasai jalur produksi, distribusi dan tentu saja konsumsi. Untuk yang terkahir ini, karena produksinya dikendalikan umat Islam maka konsumennya menjadi tidak terbatas. Bukan saja dari kalangan umat Islam tetapi juga non muslim.

Padatnya aktivitas ekonomi ini berpotensi membuat umat Islam lupa untuk tetap menjagai orientasi dan hubungannya dengan Allah SWT. Bukankah perdagangan itu kerap melalaikan manusia dari mengingat Allah. Karena itulah Allah menegaskan umatnya untuk bersegera meninggalkan aktivitas bisnis manakala diseru azan dan menjadi lebih spesifik pada hari Jum'at, hari di mana seluruh umat Islam berkumpul untuk shalat.


Ada beberapa makna, mengapa panggilan ini menjadi penting dan harus dilaksanakan. Pertama, aktivitas bisnis merupakan aktivitas yang sangat berpotensi untuk menyimpangkan manusia dari nilai-nilai kebenaran. Bisnis langsung menyentuh kebutuhan dasar manusia. Pada saat yang sama, manusia juga merupakan makhluk yang tidak pernah puas dan cukup terhadap harta. Tidaklah mengherankan jika banyak ayat-ayat awal yang menunjukkan sikap serakah manusia, seperti menumpuk-numpuk harta kemudian menghitungnya dan akhirnya menganggap harta itu dapat mengekalkannya di muka bumi ini. (lihat QS AI-Lumazah).

Kedua, shalat sesungguhya media yang sangat efektif untuk menyerap energi Allah SWT. Bisnis adalah kegiatan yang menguras energi besar, bukan saja tenaga tetapi juga pikiran Dari mana energi itu seharusnya diperoleh. Jika energi yang diharapkan bersumber dari Allah SWT maka shalat adalah media yang paling efektif. Jika energi yang ingin digunakan berasal dari Setan, maka abaikanlah perintah Allah SWT. Hal ini sangat relevan jika kita perhatikan ayat sesudahnya yang memerintahkan kita untuk segera bertebaran di muka bumi mencari karunia Allah manakala shalat telah selesai ditegakkan.

Ketiga, aktivitas shalat yang satu dengan shalat lainnya, adalah cara terbaik agar kita tetap berada pada jalan Allah SWT. Saat seseorang merasa dalam pengawasan Allah, maka ia akan berbisnis dengan menjunjung tinggi etika dan moralitas. Dalam sebuah penelitian jelas sekali digambarkan, pedagang yang ingin berhaji dan berusaha mengumpulkan uang cenderung berbisnis dengan benar. Menjunjung tinggi etika bisnis. Tidak ada maisir, gharar, riba dan batil. Ia sadar betul bukan saja karena uangnya akan digunakan pada jalan Allah tetapi juga ia merasa mendapatkan pengawasan Allah SWT. Bisnis tidak boleh mencelakakan, menzalimi atau merugikan orang lain. Bisnis haruslah berbuah kemaslahatan.
Keempat, puncaknya pada shalat Jum'at di mana seluruh pedagang, pengusaha dan pemangku kepentingan berkumpul di masjid untuk shalat. Mereka mengembalikan dirinya ke titik nol, sebagai abdun yang lemah dan tidak berdaya di hadapan Allah SWT. Menyadari kelemahan dan kekhilafan diri untuk selanjutnya bertekad menjadi manusia terbaik. Siapa saja yang selesai shalat merasakan suasana batin yang penuh kedamaian dan ketenteraman.

Komunikasi yang dibangun kepada sesama manusia, setelah seseorang selesai berkomunikasi dengan Allah SWT tentu saia menimbulkan dampak psikologis berbeda. Orang yang sedang berada dalam puncak fitrah, cenderung selalu bertindak benar, senang terhadap keindahan juga terdorong selalu melakukan kebaikan. Bayangkan dalam kondisi batin seperti ini, terjadi komunikasi bisnis di kalangan umat Islam. Dipastikan akan terbangun silaturrahim bisnis yang benar dan tentu saja saling menguntungkan. 

Kemestian menegakkan shalat di masjid bukan semata mencari pahala 27 derajat. Lebih dari itu, shalat jamaah sarana membangun jaringan bisnis kuat, baik sektor produksi atau distribusi. Pertemuan antar umat Islam dalam jumlah besar adalah kesempatan berharga untuk membangun jaringan bisnis umat. Muslim yang satu menguatkan yang lain. Sampai di sini kita bisa memahami mengapa ayat berikutnya, Allah SWT memerintahkan umat Islam, bila selesai menunaikan shalat, bertebaran di muka Bumi, mencari karunia Allah dan tetap dalam keadaan zikir. Tentu saja makna bertebaran adalah membangun jaringan bisnis, mencari peluang bisnis baru yang dapat dikembangkan dan mencari rezeki. Dengan demikian, setelah shalat bukan masanya berleha-Ieha, santai dan membuang waktu sehingga tidak produktif. Umat harus menggunakan energi yang ditransfer Allah lewat shalat untuk digunakan haI-hal produktif. 
Adalah satu kesalahan besar, manakala selesai shalat, umat kembali menjadi individualis dan mementingkan diri sendiri. 



KEKUATAN SURAH AL-JUMU'AH BAGI EKONOMI UMMAT


(Lukman berkata) hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di Langit atau di dalam Bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya) sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Mahamengetahui (QS.Lukman :16).

Telah kita saksikan di media massa tentang kedahsyatan bencana tsunami 26 Desember 2004 di Aceh dan sebagian pulau Sumatera. Begitu yang dirasakan rakyat Jepang 11 Maret 2011, pukul 05:46 UTC (14: 46 waktu setempat). Gempa yang dibarengi gelombang pasang tsunami telah menghabiskan semua yang ada.

Bencana gempa dan tsunami tidak terlalu menyulitkan masyarakat jepang karena mereka belajar dari bencana yang dating. Yang perlu di antisipasi adalah nuklir yang mereka punya, karena Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) kemarin yang mereka punya telah meledak akibat gempa yang terlalu sering.

Kimia nuklir (nuclear) berasal dari kata nucleon yang artinya inti. Pada masa perang dunia II, untuk menaklukkan Jepang, sekutu yang dipelopori Amerika menjatuhkan bom atom di Hirosima dan Nagasaki yang radiasi dan unsur radioktifnya mencapai ribuan kilometer. Saat itu penduduk kedua kota tersebut sebagian besar meninggal dunia terkena radiasi zat radioktif yang mematikan.


Di dalam Alquran dijelaskan bahwa inti dari penyusunan materi yang paling kecil adalah atom yang diterjemahkan menjadi biji sawi: (Lukman berkata) hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di Langit atau di dalam Bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya) sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Mahamengetahui (QS.Lukman :16).
Jadi efek yang ditimbulkan nuklir tersebut bisa membawa kebahagiaan (kemaslahatan umat) dan juga bisa menjadi bencana bagi manusia. Inilah yang dikhawatirkan rakyat Jepang khususnya dan umumnya buat kita semua. Bencana yang melanda Jepang hendaknya kita jadikan ibrah (pembelajaran) agar rakyat bangsa ini dapat benar-benar mengintropeksi diri, sejauhmana amal dan kepatuhan kita sama sang Mahakuasa. Janganlah kita selalu berbuat maksiat dan takutlah Allah dimanapun kita berada Ittaqillah khaisuma kunta.
Hikmah di balik bencana adalah agar kita semua menjadi hambaNya yang sabar sehinggah proses kesabaran ini mengantarkan kita kejenjang ketakwaan kepada Allah SWT, Sesungguhnya Allah bersama orang orang yang sabar. Karena itulah marilah kita kembali kepada Allah dengan bertaubat dari segala dosa dan khilaf serta menginstropeksi diri kita masing-masing. Apakah kita termasuk orang yang terkena musibah sebagai cobaan dan ujian keimanan kita ataukah termasuk mereka wal'iyadzubillah, yang sedang disiksa dan dimurkai Allah karena kita tidak mau beribadah dan banyak melanggar larangan-Nya. 


Imam Ibnu Katsir, mengutip sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Ummu Salamah: Aku mendengar Rasulullah SAWbersabda: Tidaklah salah seorang hamba ditimpa musibah lalu mengucapkan inna lillaahi wa inna ilaihi rajiuun, lalu mengatakan ya Allah, berikanlah pahala kepadaku dalam musibahku dan gantikanlah untukku sesuatu yang lebih baik darinya, melainkan niscaya Allah SWT akan memberikan pahala kepadanya dalam musibahnya itu dan memberikan ganti kepadanya yang lebih baik. Mudah-mudahan kita rakyat Indonesia ini dijauhkan dari bencana tersebut. Amien Ya Rabb. 

NUKLIR DALAM PERSPEKTIF (SUDUT PANDANG) AL-QUR'AN


Adapun riba (tambahan) yang kamu berikan agar
dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (QS. aI-Rum ayat 39)

Kecenderungan nafsu manusia untuk memiliki harta tidak ditampik oleh Alquran. Selama kecenderungan ini dilakukan melalui mekanisme yang diatur oleh Alquran maka memiliki harta bukanlah aib yang memalukan. Karena itu Alquran mengatur cara memperolehnya dan cara mendistribusikannya.

Aturan-aturan yang dibuat Alquran menunjukkan bahwa harta tidak boleh menumpuk pada seseorang akan tetapi harus beredar secara merata di setiap masyarakat. Dalam tataran ini, Alquran menunjukkan sistem ekonomi yang membawa kepada penumpukan harta dan sistem ekonomi yang benarbenar membawa kepada pemerataan.

Ayat di atas menjelaskan bahwa ada dua sistem ekonomi yang sering beredar di tengah-tengah masyarakat yaitu riba dan zakat. Keduanya sangat kontradiktif karena riba dikecam oleh Alquran sedangkan zakat diperintahkan untuk digalakkan.

Kecaman Alquran terhadap riba menunjukkan bahwa sistem ekonomi riba ini tidak hanya melemahkan ekonomi sesaat tetapi terus berkelanjutan. Kebalikan dari sistem ekonomi zakat yang dapat menguatkan ekonomi masyarakat secara berkepanjangan.

Pada tataran ini Alquran mempertentangkan antara logika manusia dengan logika Tuhan khususnya dalam hal riba dan zakat. Pertentangan ini mengindikasikan bahwa ada perbedaan yang signifrkan antara keduanya sehingga dikhawatirkan berdampak kepada kemunduran ekonomi.

Logika manusia memahami bahwa sistem ekonomi riba paling signifikan menambah harta. Penambahan ini bersifat pasti karena jumlah dan waktu sudah ditetapkan di awal transaksi. Dengan demikian, pertambahan dan waktu penerimaan sudah dapat diprediksi dari awal.

Beda halnya dengan logika Tuhan yang memandang bahwa riba tidak memiliki kontribusi pada penambahan harta. Sistem ekonomi riba dapat melemahkan sendi-sendi ekonomi sehingga lambat-Iaun dampaknya tidak hanya menimpa kepada peminjam tapi juga pemodal.

Sebaliknya, logika manusia memahami bahwa zakat dapat mengurangi harta yang dimiliki karena sebagiannya telah diberikan kepada orang lain. Adapun logika Tuhan menyatakan bahwa zakatlah yang dapat menambah harta asalkan dilakukan untuk mencari ridha-Nya.

Perbedaan kedua logika ini memerlukan waktu yang lama untuk membuktikannya. Riba adalah ibarat pohon mangga yang dicangkok dan realitasnya cepat berbuah. Sedangkan zakat adalah ibarat pohon mangga yang ditanam dari bijinya namun lama masa berbuahnya.

Produksi pohon mangga yang dicangkok hanya bertahan beberapa tahun saja dan produktifutasnya semakin lama semakin menurun. Berbeda dengan pohon mangga yang ditanam dari bijinya maka daya tahannya bertahun-tahun dan produktifltasnya semakin lama semakin banyak.

Ketika pohon mangga yang ditanam dari biji sedang meningkat produktifltasnya maka pada saat itu pula pohon mangga yang dicangkok sudah punah. Jika ingin menanam pohon mangga cangkokan yang lain sudah pasti mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

Begitulah kira-kira yang dapat dipahami dari ayat di atas ketika mempertentangkan antara riba dengan zakat. Sistem ekonomi riba tidak akan pernah mampu bertahan lama karena pondasinya tidak kuat. Berbeda halnya dengan sistem ekonomi zakat yang dikehendaki oleh Alquran karena pondasinya sangat kuat.

Rapuhnya pondasi sistem ekonomi riba karena tidak memberi kesempatan kepada yang lain untuk memiliki daya beli yang kuat. Berbeda dengan pondasi sistem ekonomi zakat yang membuka kesempatan luas kepada semua pihak untuk memiliki daya beli yang kuat.

Oleh karena itu, riba adalah perbuatan yang dapat merusak tatanan perekonomian karena melemahkan daya beli masyarakat. Ketika daya beli masyarakat melemah maka secara otomatis produksi akan menurun sehingga membuat perekonomian terpuruk dan kriminal meningkat.

Lain halnya dengan sistem ekonomi zakat yang dapat menumbuhkembangkan tatanan perekonomian karena masyarakat memiliki daya beli yang tinggi. Ketika daya beli tinggi maka secara otomatis produksi meningkat dan perekonomian maju dan angka kriminal berkurang.

Mengingat bahwa zakat memiliki potensi yang kuat untuk menumbuhkan ekonomi maka pengelolaannya harus profesional. Zakat tidak boleh lagi dikelola melalui management "kampungan" yang jika sudah diberikan kepada yang berhak dianggap urusan kewajiban selesai.

Ironisnya, meskipun potensi zakat sangat besar mengembangkan ekonomi umat namun bank-bank syariah belum menunjukkan adanya upaya yang serius untuk mengelolanya. Bank-bank syariah masih tertarik kepada pengelolaan modal sehingga dampaknya pdperekonomian umat masih sangat kabur.

Pengelolaan inilah yang membuat potensi zakat kalah bersaing dengan riba. Hal inilah yang mengingatkan kita pada pernyataan Ali bin Thalib yang artinya "sesuatu yang hak tanpa pengelolaan yang baik dapat dikalahkan yang bathil jika pengelolaannya dilakukan dengan baik".

Disinilah diperlukan peran bank-bank syariah untuk mengaktualkan logika Tuhan di atas. Kehadiran bank-bank syariah tidak cukup hanya berlandaskan targhib dan tarhib dengan bujukan berkah dan surga atau dengan ancaman bencana dan neraka kepada umat.

Selama sistem ekonomi zakat belum dapat diterapkan dengan baik dan benar maka selama itu pula praktik sistem ekonomi riba tidak akan terbendung. Meskipun banyak institusi yang mengklaim dirinya terhindar dari riba namun secara substansi praktik ini tidak terhindarkan.

Kesulitan mengembangkan sistem ekonomi zakat karena dipengaruhi oleh berbagai aturan yang terkesan lebih banyak memihak muzakki dari pada mustahik. Selain itu, zakat selama ini hanya didekati melalui fiqih sentries yang orientasinya hanya sah atau tidak sah.


Sebagai salah satu sistem ekonomi seharusnya zakat didekati melalui perspektif ekonomi yang orientasinya efektif atau tidak efektif. Dengan demikian, bank-bank syariah harus mampu menjadikan zakat sebagai sebuah alternatif untuk menyaingi sistem ekonomi riba.

Ayat di atas menggambarkan ada dua sistem ekonomi yang berlaku di masyarakat yaitu sistem ekonomi riba dan sistem ekonomi zakat. Kedua sistem ekonomi ini sangat kontradiktif karena riba membawa kepada kemunduran sedangkan zakat membawa kepada kemajuan.

Sistem ekonomi riba hanya memberi keuntungan sepihak saja yaitu kepada pemodal sedangkan kepada pihak peminjam memberi kerugian secara beruntun. Pada awal transaksi saja sudah tercatat keuntungan pihak pemodal dan kerugian bagi pihak peminjam.



Riba versus Zakat Dalam Al-Qur'an


"Wahai orang orang yang mengaku beriman!
masuklah kedalam Islam secara kaffah (keseluruhan), dan jangan kalian mengikuti langkah langkah Syeithan, sesungguhnya Syeithan itu (merupkan) musuhmu yang nyata.” (QS. 2/Al-Baqarah: 208).

Dalam ayat di atas, Allah meminta tiga hal kepada orang orang yang mengaku telah beriman, yaitu
 1) untuk memasuki agama Islam secara kaffah (secara keseluruhan/secara tota litas),
2) supaya tidak mengikuti langkah langkah Syeithan,
3) Allah informasikan dengan jelas, bahwa Syethan itu musuh yang nyata bagi orang orang yang mengaku telah beriman.

Dalam konteks ayat diatas dapat kita analisis, apa kira kira maksud Allah meminta kepada orang orang yang telah beriman supaya masuk kembali kedalam Islam secara kaffah (secara menyeluruh) atau dalam istilah yang lain secara totalitas. Menurut analisa penulis, pertama, Allah sangat mengetahui bahwa manusia secara umum tidak menerima ajaran Islam itu secara kaffah (secara menyeluruh/totalitas), tetapi menerima sebagian dan menolak sebagian yang lainnya.

Untuk itu penulis ingin menganalisa dalam 4 (empat) aspek saja, yaitu aspek aqidah, aspek ibadah, aspek mu'amalah dan aspek hukum syari'at. Pertama mari kita lihat dalam aspek aqidah, wah masih banyak sekali ummat Islam Indonesia yang aqidahnya masih berbaur dengan keyakinan Hindu,

keyakinan Hindu, contoh ketika seorang ibu sedang memasak didapur, tiba-tiba piring jatuh sampai pecah atau gelas dan barang-barang yang lain, umumnya meyakini bahwa itu sduatu pertanda ada sesuatu hal yang tidak baik bakal dialami oleh salah seorang anggota keluarga, apa lagi secara kebetulan ada salah serang anggota keluarga yang mendapat kecelakaan atau mengalami musibah, maka keyakinannya semakin bertambah. Pada hal dalam rukun Iman telah tuntas dijelaskan, bahwa salah satu rukun Iman adalah percaya kepada qadha dan qadar, artinya segala sesuatu yang menimpa kita, pada hakekatnya telah tertulis di Iauh mahfudl sejak kita dalam kandungan ibu kita ketika genap empat bulan usia kndungan, ketika itulah ditupkan ruh, dan ditetapkan rezeki, jodoh, peruntungan nasib, dan juga batas usia, mana da hubungannya dengan pertanda pertanda seperti tersebut diatas.
Begitu juga masih banyak yang percaya bahwa arwah orang orang yang sudah mati akan kembali pada malam malam Jum'at tertentu untuk memantau anggota keluarga yang masih hidup, maka untuk menghormati arwah tersebut dengan membakar kmenyan, sebagai informasi bahwa semua anggota keluarga yang masih hidup dalam keadaan nyaman nyaman saja. Dan masih banyak anggota masyarakat ketika mau menikah, menziarahi kuburan kedua orang tua untuk meminta restu, hal ini sering kita tonton dalam film-film dan sinetron sinetron yang ditayangkan di media televisi. Hal ini dapat kita maklumi, karena produser film dan sinetron yang paling ngetop sa'at ini adalah "Ram Punjabi" yang jelas jelas masih beragama Hindu, tetapi justru produdser itulah yang paling digandrungi oleh masyarakat, dan anehnya tidaka ada koreksi dari MUI Indonesia terhadap tontonan yang sudah menjamur disemua media televisi sa'at ini. 


Pada setiap acara pesta pernikahan, selalu ada acara tepung tawar untuk keselamatan dan kebahagiaan hidup kedua penganten dengan alasan melestarikan adat, padahal jika adat tersebut yang jelas jelas melanggar syari'at mengapa harus dilestarikan, mengapa tidak langsung memohon kepada Allah supaya kedua penganten agar sakinah mawaddah warahmah, memang itu juga umumnya dilakukan dalam upacara do'a, tetapi tepung tawarpun tidak boleh ketinggalan. Itulah fenomena masyarakat kita sa'at ini yang sudah berlangsung sejak Indonesia belum merdeka bahkan mungkin samapai kapanpun ini belum bisa dihilangkan, karena penguasa/pemerintah hampir tidak pernah berpikir, apa lagi untuk mencegah fenomena itu. 

Kedua dalam aspek ibadah. Hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari hari, dimana jika kita tuding kepada setiap manusia yang selalu mengucapkan dua kalimah syahadat (mengaku sudah Islam), bahwa mereka sebenarnya masih kafir (ingkar), sangat marah, tetapi biia kita tuntut supaya mereka untuk menjalankan syari'at Islam seutuhnya, ternyata yang dapat dilakukan hanya sebahagian saja (sepotong sepotong). Contohnya masih banyak sekali ummat Islam yang belum menegakkan shalat lima waktu secara benar, alias masih banyak yang bolong, bahkan ada yang sama sekali hampir tidak melaksanakan sama sekali, ada yang melakukan shalat sehari semalam rata rata empat waktu saja, karena waktu subuh sering terlambat bangun, dan ada yang hanya tiga waktu saja (zuhur, maghrib dan isya) sedang ashar dan subuh dengan alasan jika ashar masih banyak sekali aktifitas mencari nafkah, sedang subuh sulit bangun tidur karena kecapaian seharian bekerja. Ada yang melaksanakan Shalat hanya seminggu sekali saja yaitu shalat jum'at, dan ada yang melaksanakan shalat lima waktu secara penuh dan bahkan banyak berjama'ah satu bulan saja, yaitu pada bulan Ramadhan, karena khawatir puasanya tidak diterima jika tidak shallat, selesai Ramadhan kembali kehabitat semula. Ada juga yang shalat hanya dua kali saja dalam setahun yaitu shalat Idul Fithri dan Idui Adlha, belum lagi kita analisa apakah kualitas shalat mereka sudah benar sesuai dengan contoh Rasul. 

Bila kita mencoba mengambil persentase, barang kali belum mencapai dua puluh persen ummat Islam Indonesia yang mencapai lebih seratus lima puluh juta orang yang dapat menegakkan shalat lima waktu dengan benar, sangat disayangkan belum ada lembaga yang mengadakan survey untuk itu. Demikian juga bila kita pantau keadaan ummat Islam Indonesia yang dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan benar, apa lagi yang masih muda, bahkan yang sudah gaek serkalipun belum mampu menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan benar. Bukan hanya itu, sudah tidak puasa, tetapi secara terang terangan mampu merokok bahkan makan siang didepan orang orang yang sedang berpuasa.

Jika kita tinjau dalam ibadah zakat dan Hajji, tentunya Iebih memprihatinkan lagi, masih banyak orang orang yang berniaga menunaikan zakat tidak sesuai dengan ketentuan syari'at, artinya masih banyak yang mengelak atau mengurangi dari ketentuan yang sebenarnya, misalnya menghitung zakat dari hasil keuntungan saja padahal ketentuan syari'at menghitung zakat dari total asset, bahkan ada yang sama sekali tidak mengeluarkan zakat dengan dalih sudah banyak bersedekah, padahal dengan banyak bersedekah tidak melepaskan seseorang dari tuntutan syari'at untuk berzakat, karena sedekah hukumnya sunat, dan zakat hukumnya wajib.

Pekerja pekerja professioanal seperti Dokter spesialis, Pengacara, Notaris dan berbagai profesi lainnya, seolah olah tidak wajib berzakat, karena dalam hukum fiqih tidak pernah disebutkan adanya zakat profesi, mereka lupa bahwa ada dikenakan zakat harta dalam kajian fiqih, apakah pekerja pekerja professional bukan mengumpulkan harta.
Banyak orang kaya yang sehat belum melaksanakan ibadah Haji karena alasan masih terlalu muda khawatir tidak dapat menjaganya, dan yang paling aneah ada juga yang mengatakan belum ada panggilan, dan ada lagi yang beralasan malas mendaftarkan untuk ibadah Haji krena menunggu lebih dari sepuluh tahun,jika mati sebelum itu kan sia sia saja, karena pemahaman dan ilmu untuk itu belum memadai.
Ketiga, dalam aspek mu'amalah, masih banyak masyarakat kita belum mengetahui apa yang dimaksud dengan mu'amalah, sehingga tidak peduli dengan tetangga yang miskin, orang orang dlu'afa dan anak yatim, yang penting cukup menjaga hubungan baik saja, seolah olah mereka tidak punya kewajiban sama sekali terhadap orangborang tersebut, dan malah ada yang lebih buruk dari itu, yaitu yang selalu cek cok dan ribut dengan tetangga disebabkan hal ' hal yang kecil, seperti pertengkaran anak anak dan persoalan -persoalan bunyi kaset yang ketras keras dan lain sebagainya.
Ke empat, dalam aspek hukum syari'at. Bila kita tinjau dalam aspek ini, maka banyak sekali masyarakat yang masuk Neraka, karena tidak pernah membagi harta warisan yang ditinggalakn oleh suami, oleh isteri, dan oleh kedua orang tua, dan berlangsung betahaun tahun sampai ada salah seorang yang serbenarnya mendapat warisan dari almarhum ayah atau ibunya, tidak pernah dia nikmati sampai dia menyusul meninggal dunia seperti almarhum ayah atau ibunya. Begitu juga yang membagi harta warisan sama besarnya antara anak laki laki dan perempuan, seolah olah hukum yang ditetapkan dalam al Quran, tidak adil, mengapa klaum lelaki mendapat dua bagian sedangkan perempuan hanya mendapat satu bagian saja. Ini artinya kan sama saja menghujat Allah Swt, atau dengan istilah lain secra terang terangan menentang ketentuan Allah. Dalam kedah ushul fiqih orang seperti itu sudah termasuk dalam golongan kafir. Inilah fenomena ummat Islam Indonesia secara umum sa'at ini, hanya ada segelintir saja yang sudah mampu menjalankan syari'at Islam secara kaffah. 

Perintah kedua dalam konteks ayat diatas ialah, supaya manusia jangan mengikuti Iaangkah langkah Syeithan, atau dengan istilah lain jangan tertjerumus dalam perangkap Syeithan. (perintah yang berbentuk lara gan). Dalam kaedah ushul fiqih yang dimaksud dengan Syeithan bukanlah makhluk khusus, tetapi sifatnya yang disebut dengan sifat syeithaniah, artinya sifat yang suka menggoda ummat Islam untuk lari dari petunjuk Allah dan tuntunan Rasul, bisa saja dari makhluk jin yang ingkar kepada Allah dan bisa juga dari makhluk jin yang ingkar kepada Allah dan bisa juga dari mahkluk manusia, seperti yang tersebut dalam surah An Nas (minal jinnati wan nas), sedangkan iblis adalah berasal dari mahklukjin yang telah dimurkai Allah disebabkan melanggar perintah Allah untuk tunduk kepada Adam. (Lihat Q.S. 2/AI Baqarah: 34). 

Pengertian langkah Ingkah menurut hemat penulis ada urutan urutan pekerjaan atau aktifitas yang dimulai dari niat sampai kepad pelaksanaan baik pekerjaan duniawiyah maupun ibadah yang dilakukan manusia, yang persis seperti yang dilakukan oleh sifat sifat syeithaniah, misalnya, kita melakukan ibadah maghdhah seperti shalat, puasa, zakat dan haji, tidak sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul, yang banyak bid'ah, khurafat dan tahyul (TBC). Demikian juga pekerjaan duniawiyah seperti bertani, berladang, berternak, dan berniaga yang tidak sesuai dengan landasan syari'at Islam, misalnya membungakan uang, bertani dengan merugikan petani yang lain, berdagang dengan mengambilmkeuntungan berlipat ganda, menimbun barang untuk mengmbil keuntungan ketika barang barang langka di psaran supaya bisa dijual dengan harga yang tinggi, disa'at para konsumen terpaksa membelinya karena sangat membutuhkannya barang tersebut walaupu harga mencekik leher terpaksa juga membelinya, memanipulasi berbagai komoditas kebutuhan masyarakat demi meraih keuntungan pribadi dan lain sebagainya.


Dalam hubungan sosial kemasyarakatan, langkah langkah Syeithan antara lain, menghasut, memfltnah, meremehkan orang lain, berprilaku sombong, takabbur, bangga dengan diri sendiri, egois, suka bertengkar, gibah (mengupat), tiggi hati, dan semua penyakit hati yang cenderung kepada prilaku syethaniah. 

Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah yan dimaksud dengan Syethan adalah Syethan itu terdiri dari dua jenis makhluk, yaitu Syeithan yang tidak tampak (makhluk jin dan iblis) yang selalu membisikkan untuk meraih kenikmatan duniawi yang berlebihan, sehingga manusia terjerumus kedalam Neraka, dan yang kedua Syeitjhan yang tampak yaitu manusia itu sendiri yang sengaja mengajak manusia yang lain untuk mencintai dunia (hubbud dunya) secara berlebihan yang akibatnya sama fatalnya seperti bisikan Syeithan dan Iblis yang tak tampak yang pada akhirnya yang bisa tergoda tentunya Nerakalah tempat tinggalnya.

Allah telah mengunci ayat tersebut diatas, dengan kalimat: "fa innahu lakum 'aduwwum mubin", yang artinya: "sesungguhmya Syeithai itu adalah musuh kamu yang nyata". Maksudnya baik Syeithan yang tampak ataupun Syeithan yang tak tampak adalah mretrupakan musduh yang nyata bagi orang orang yang telah mengaku beriman.


Himbauan penulis kepada yang dapat membaca tulisan ml, marilah kita meningkatkan mutu keislaman dan keimanan kita kepada Allah, sehingga kita bisa mempetoleh keislaman yang kaffah, dan hendaknya kita mampu menjauhi dan meninggalkan perangkap perangkap Syeithan, karena Allah sudah nyatakan bahwa Syeithan itu adalah nmusuh kita yang nyata. Wallahu A'lam Bishshawab.





Tata Laksana ISLAM secara Kaffah

K H I A N A T


Kata dikhianati itu memang otomatis biasanya artinya pelaku orang dekat/paling gak orang yang kita tau.

Org yg kita anggap ga mungkin melakukan.
Ga terpikir akan berbuat jahat atau dzalim makanya kita merasa aman dekat dengan org tsb.
Husnudzon org tsb ngga mungkin berbuat sesuatu yg menyakiti hati kita. Dan ternyata....AIIah kasih ujian justru org tsb lah yg Allah takdirkan menguji keimanan kita.
Kalo kata dijahatin, didzalimi lebih bersifat umum.
Kadang pelaku org yg kita ga kenal sama sekali.
Ujian dikhianati ini macam-macam.
Ada yg dikhianati pasangannya.
Ada yg dikhianati saudaranya.
Ada yg dikhianati rekan bisnis/partner usahanya.
Ada yg dikhianati khadimatnya.
Ada yg dikhianati tetangganya.
DII.
Dan...ada yg dikhianati oleh 'pemimpinnya'.
Kita udah berusaha kasih kepercayaan, kasih kesempatan, kita berusaha jadi 'bawahan' yg taat tapi kemudian disia-siakan.
Padahal ancaman sifat khianat ini ngeri banget.

Kalo mikir kampung akherat org akan takut jangan sampe punya sifat khianat.
Apalagi kalo yg dibela2in itu cuma jabatan, uang, bisnis, atau demi punya pasangan???

Seolah dengan berkhianat dapet 'kemenangan' dari pihak yg dikhianati, padahal azab Allah amat pedih.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. AI-Anfaal : 27)

Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.(QS. AI-Hajj : 38)

Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tanda orang munafiq ada tiga perkara, yaitu : 1. Apabila berbicara ia berdusta, 2. Apabila berjanji menyelisihi dan 3. Apabila diberi amanat ia khianat"(HR. Bukhari juz 1, hal. 14)

Dari 'Ubadah bin Shamit RA sesungguhnya Nabi SAW bersabda, "Hendaklah kalian menjamin padaku enam perkara dari dirimu, niscaya aku menjamin surga bagimu :
1.Jujurlah apabila kamu berbicara
2. Sempurnakanlah (janjimu) apabila kamu berjanji
3.Tunaikanlah apabila kamu diberi amanat
4.Jagalah kemaluanmu
5.Tundukkanlah pandanganmu (dari ma'shiyat) dan6. Tahanlah tanganmu (dari hal yang tidak baik).(HR. Ahmad, ibnu AbidDunya, Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, Hakim dan Baihaqi)
Kalo kita dikhianati otomatis artinya kita didzalimi.
Apa yg harus kita syukuri dibalik musibah tsb? 

DOA KITA DIIJABAH ALLAH.
Dan ini momen yg bener2 harus kita manfaatkan.
Yakin deh, org yg saat dikhianati, dijahati Ialu merintih bersimpuh mengadukan semua pada Allah, maka doanya ga ada hijab dengan Allah. Lambat laun Allah akan balaskan bahkan tanpa kita mendoakan keburukan. Saat tsb mending kita doa kebaikan sebanyak-banyaknya.
Kita mohon dijauhkan dari sifat demikian karena itu ternyata sakit.
Kita mohon diberikan hati yg lapang yg bisa memaafkan.
Kita mohon diberikan kematian yg baik.
Akhir usia yg berkah.
Diberi kebaikan dunia akherat.
Diberi turunan yg soleh solehah.
Jadi org yg bermanfaat sebanyak-banyaknya jangann smpai jadi org yg dzalim. Dll.
Dan juga, semoga org yg mengkhianati diberi kesadaran, diberi hidayah. Allah udah janji akan kabul.
Maka tunggu aja satu persatu doa kita akan terwujud.
Jadi kalo kita merasa dikhianati, introspeksi, taubat, mgkn kita juga pernah melakukan hal yg sama menyakiti org tanpa sadar, lalu perbanyak doa & Ini nasehat yg terus menerus diingatkan suami.
Jangan fokus pada merasa disakiti, justru jadikan momen ini momen berharga yg langka untuk berdoa demi kebaikan sebanyak-banyaknya.
Karena Allah tidak pernah mengingkari Janjinya.
"Takutlah kepada doa orang yang teraniyaya, sebab tidak ada hijab/ penghalang antara dia dengan Allah (untuk dikabulkannya doa itu)". (Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38)
"Hendaklah kamu waspada terhadap doa orang yang dizaiimi sekalipun dia adalah orang kafir. Maka sesungguhnya tidak ada penghalang diantaranya untuk diterima oleh Allah." (HR. Ahmad)
Ada tiga orang yang doanya tidak akan tertolak : “Orang yang berpuasa hingga dia berbuka, pemimpin yang adil dan doa orang yang terzalimi, Allah akan angkat doa-doa tersebut di atas awan dan dibukakan untuknya pintupintu langit,
Kemudian Allah berfirman : "Demi keperkasaan-Ku dan keagungan-Ku, Aku PASTI akan tolong kamu walau pun setelah melalui suatu masa".(H.R. Ahmad)
"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah. niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula".(QS. Al Zaljalah : 7-8)

Inget aja semua ada balasannya.

K H I A N A T

Memberi vs Mengambil


Memberi adalah suatu aksi agar kita di beri(Nya).

Rahasia besar kehidupan adalah memberi, *bukan* mengambil. *Mengambi|* adalah lawan kata dari *memberi*, yang memiliki makna berlawanan dari rumus terbesar kehidupan di planet bumi ini. Yang bermakna pelanggaran terburuk dari hukum alam semesta (sunattulah) yang ada.

*Hukum subtitusi* menggambarkan kepada kita secara gamblang bahwa, "Sebesar apapun kebaikan (nilai positif) kita, jika di jumlahkan dengan hal keburukan (nilai negatif) kita, maka nilai positif (kebaikan) yang ada akan berkurang atau bahkan malah minus."_

Contoh subtitusi sederhana,

(+5) + (-4) = (+1)

(+5) + (-6) = (-1)

*"Memberi"* adalah bernilai positip.

*"Mengambil"* adalah bernilai negatip.

Jadi sangat kontras sekali, _"bertolak belakang.“

_*"Jika kita mengambil, maka apa-apa yang ada pada diri kita akan diambilNya, dan jika kita kekurangan, obat yang mujarab adalah memberi"*_. Ini hukum keseimbangan alam semesta (Sunattulah), semesta akan selalu menyeimbangkan segala sesuatu.

Mengambil, sederhananya mengambil bukan haknya yang berdampak merugikan orang lain,

bahasa kasarnya *mencuri*, atau *maling*.

bahasa kerennya korupsi,

nepotisme sedikit terlihat halus,

kolusi lebih halus lagi, tetapi tetap saja berdampak merugikan orang lain. Menyogok, pelicin, menilep, uang rokok. uang kopi sampai sekecilnya perment saja, menjadi perhatian yang serius bagi pak Jack Ma dalam membangun integritas untuk membesarkan Alibaba.

Semoga WAG ini bisa ikut berkontribusi mewujudkannya, untuk menuai kemenangan dalam percaturan bisnis di negeri ini dan di planet bumi ini. Mengurangi timbangan,

Mengurangi kwalitas,

Mengurangi spesiflkasi,

Mengurangi ukuran,

Mengurangi informasi, bermakna *mencuri.*

Melebihkan pembayaran hutang (riba), termasuk merugikan orang lain dengan mengambil paksa dengan aturan tertentu. ini pun termasuk *"mengambil"* paksa hak orang lain dengan aturan-aturan yang di buat-buat yang di larang dalam agama.

Bahkan mengambil hati dan menggunakan xxx istri orang lain (zina)-pun, katagori *"mencuri"* yang bukan haknya.

Bahkan terlambat kerja 5 menit atau pulang cepet 5 menit saja sesungguhnya kita berbuat negatif (-5) menit. Dan bila berulang, akan menjadi cikal bakal batu sandungan perjalanan kehidupan kita.

Memang sedlkit sulit kita mengontrol haI-hal negatifitas di sekitar kita, di dalam perjalanan kehidupan kita. Kita bersyukur dan beruntung sudah di ajarkan tentang zakat yang tujuan utamanya adalah untuk mengkompensasi haI-hal negatifltas kehidupan kita (pembersih harta kita).

Demi kebaikan diri sendiri,

Demi kemajuan ummat,

Demi kebaikan negeri ini,

Hindari "mengambil",

Perbanyak "memberi" apapun yang terbaik di dalam diri kita.

*Memberi => Diberi*

*Mengambil => Diambil*

Semoga negeri ini yang 85% Islam, mulai menyadari akan pengetahuan ini. Lebih takut CCTV daripada Tuhannya yang Maha Melihat. Malu sama orang yang beragama Shinto.

Semoga bermanfaat.


ARTI DARI MEMBERI DAN MENGAMBIL


1 ]. TAQWA 

“ Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan mengadakan jalan keluar baglnya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tlada disangkasangka” (QS. Ath-Thalaq : 2-3) 

2]. TAWAKAL 

“ Seandalnya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal? Niscaya kamu dlberi rezeki seperti burung diberi rezeki. Ia pagi hari lapar dan petang hari kembali kenyang " (HR. Ahmad, At-Tirmizi, Ibnu Majah) 

3]. SHOLAT DHUHA 

" Wahai anak Adam.. Jangan sekali kali engkau malas mengerjakan empat raka'at pada permulaan siang. Nanti pasti akan dicukupkan keperluanmu pada petang harinya " ( HR. AI-Hakim, Tabrani) 

4]. ISTIGHFAR 

" Mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan memperbanyakkan harta dan anak-anakmu ” ( QS. Nuh : 10-12) 

5]. SILATURAHMI 

" Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi ” ( HR. Bukhari ) 

6]. SEDEKAH 

" Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena Sedekah kepada orang-orang lemah dikalanganmu " (HR. Bukhari) 

7]. BERBUAT KEBAIKAN 

" Sesungguhnya Allah tidak akan Dzalim pada hamba-hambaNya yang berbuat kebaikan. Dia akan balas dengan diberi rezeki didunia dan akan dibalas dengan pahala di Akhirat " ( HR. Ahmad ) 

8]. BERDAGANG 

" Berdaganglah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perdagangan".( HR. Ahmad ) 

9]. BANGUN PAGI 

" Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu. Karena hal itu membawah berkah dan kesuksesan " ( HR. At-Tabrani ) 

10]. BERSYUKUR 

" Sesungguhnya juka kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu. Jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya AdzabKu sangat pedih"(QS. Ibrahim : 7) 

Quotes Islam terbaik

"Keajaiban Ungkapan Syukur"


-Kekuatan energi magnet tak kasat mata, namun kekuatan energi magnet tak perlu kita perdebatkan lagi.
-Kekuatan energi listrik juga tak kasat mata, namun juga tak perlu kita perdebatkan lagi kekuatan energinya.
-Kekuatan energi syukur juga tak kasat mata, namun kekuatan energinya bisa menembus langit jauh di sana.
-Kekuatannya melampaui senjata apapun yang pernah ada di planet bumi ini. Energi ungkapan syukur bisa di gunakan untuk segala keperluan. Tergantung yang kita butuhkah, syukur adalah pengganda segala sesuatu dan untuk menghadlrkan segala sesuatu.

"Apakah tindakan dari rasa syukur itu identik dengan cukup tak mau bertindak lebih?"

Ada tiga hal tindakan bersyukur yang perlu kita ketahui.

1. Mensyukuri haI-hal baik di masa lalu.

2. Mensyukuri hal-hal baik yang sekarang terjadi.

3. Mensyukuri hal-hal yang baik yang akan terjadi tentang segala hal impian Anda.

Syukur yang ke 3 ini yang jarang di ketahui orang.
DP syukur, semacam syukur di awal sebelum hal itu terjadi.
Nazar adalah hal yang terburuk yang kita lakukan karena berasal dari perasaan pelit.
"Nanti kalau sudah sehat, nanti saya sedekah" dll. Ini di larang dalam agama Sedekah di awal, bersyukur di awal jauh lebih berdaya untuk mendatangkan keajaiban.

INILAH KEAJAIBAN BILA KITA SERING MENGUCAP SYUKUR



Bukan Sebuah Kebetulan
Pernahkah
Saat kau duduk santai dan menikmati harimu, tiba-tiba kamu terpikirkan ingin berbuat sesuatu kebaikan untuk seseorang.?
Itu adalah Allah...
Yang sedang berbicara denganmu dan mengetuk hatimu... [QS 4:1 14 , 2:195 , 28:77]
Pernahkah...
Saat kau sedang sedih... kecewa... tetapi tidak ada orang di sekitarmu yang dapat kau jadikan tempat curahan hati…?
Itulah saatnya di mana Allah… Sedang rindu padamu dan ingin agar kamu berbicara padaNYA... [QS 12:86]
Pernahkah...
Kamu tanpa sengaja memikirkan seseorang yang sudah lama tidak bertemu dan tiba-tiba orang tersebut muncul atau kamu bertemu dengannya atau menerima telepon darinya.?
Itu adalah Kuasa Allah yang sedang menghiburmu.
Tidak ada namanya kebetulan... [QS 3:190-191]
Pernahkah...
Kamu mengharapkan sesuatu yang tidak terduga...
Yang selama ini kamu inginkan...Tapi rasanya sulit untuk didapatkan.? .. dan ada.
Itu adalah Allah...
Yang mengetahui dan mendengar suara batinmu...
Dan hasil dari benih kebaikan yang anda taburkan sebelumnya. [QS 65:2-3]
Pernahkah...
Kau berada dalam situasi yang buntu... semua terasa begitu sulit...
Begitu tidak menyenangkan... hambar...kosong…
bahkan menakutkan...?
Itu adalah saat di mana Allah mengijinkan kamu diuji, supaya kamu menyadari KeberadaanNYA.
Dan Allah ingin mendengar rintihan dan doamu.
Karena DIA tahu kamu sudah mulai melupakanNYA demi kesenangan... [QS 47:31 ,32:21]
Sering Allah mendemonstrasikan KASIH dan KUASANYA di dalam area, di mana saat manusia merasa dirinya tak mampu.
Apakah kau pikir tulisan ini hanya iseng terkirim padamu…?
TIDAK..! Sekali lagi TIDAK ada yg kebetulan, Sekali lagi TIDAK ada yang kebetulan, bila ada yg mengatakan ini hanya kebetulan mau dikemanakan Allah sedangkan Dia lah yg maha mengatur dan maha kuasa, ingat semua adalah kehendak Allah.
Dan Beberapa menit ini tenangkanlah dirimu...
Rasakan kehadiran-Nya...
Dengarkan suara-Nya yang berkata "Jangan Khawatir, AKU ada disini bersamamu)."[QS 2:214 , 21186,50.16]

RENUNGAN UNTUK SEMUA

Reminder DHUHA:

Mari Shalat Dhuha! 

1) Orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah. 
"Barangsiapa yang selalu mengenakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak bum di lautan." (HR. Turmudzi) 

2) Barangsiapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Allah. 
"Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat." (HR. Hakim) 

3) Orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah. 
"Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. BarangSIapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. AtThabrani) 

4) Orang yang istiqamah melaksanakan shalat Dhuha kelak ia akan masuk surga lewat pintu khusus, pintu Dhuha yang disediakan oleh Allah. 'Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, 'Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata'ala." (HR. At-Thabrani) 

5) Allah menyukupkan rezekinya. 
"Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu." (HR. Abu Darda') 

Semoga Allah SWT memudahkan kita untuk selalu mengamalkan shalat dhuha. Allahumma aamiin. 

MANFAAT SHOLAT DHUHA

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS. Ash-Shaff: 4).

Hakikat manusia merupakan makhluk kolektif. Dalam sosiologi disebut makhluk sosial (an-nass, zoon politicon). Dianggap makhluk sosial karena manusia itu lemah, bergantung kepada yang lain, tidak mampu bertahan hidup sendirian, dan fitrah untuk bergaul serta berinteraksi. Sejak dalam kandungan hingga ajal menjemput selalu membutuhkan pertolongan. Siapapun dan bagaimanapun manusia pasti bergantung kepada yang lain. Fitrah manusia sebagai makhluk sosial diharapkan dapat membangun dan meneguhkan kolektivitas. Kolektivitas akan melahirkan berbagai kemudahan.

Sebab itu, dalam setiap aktivitas perlu diteguhkan kolektivitas bersama. Dari sana akan lahir berbagai kemudahan dan keringanan dalam menyukseskan suatu kegiatan. Bayangkan, jika sebuah meja belajar diangkat sendiri, pasti akan terasa berat. Tapi, jika meja belajar itu diangkat oleh beberapa orang (kolektif) pasti akan terasa ringan. Atau, jika berpuasa di lingkungan orang-orang yang tidak berpuasa, pasti akan terasa sulit. Sebaliknya, jika berpuasa di lingkungan orangorang berpuasa, tentu akan terasa gampang. Sebab itu, kolektivitas bukan hanya terkait dengan urusan duniawi, tapi juga kebaikan ukhrawi.

Maka dalam kehidupan sosial perlu diteguhkan kebaikan kolektif (amaljama'i), agar kebaikan tersebar ke seluruh penjuru. Karena jika kebaikan hanya disebarkan secara personal pasti memiliki berbagai keterbatasan. Untuk itu, kebaikan hendaknya tidak hanya sekedar mengandalkan kemampuan dan ketrampilan pribadi. Tapi, harus disebarkan secara kolektif, agar kebaikan akan berjalan efektif dan efisien. Budaya kolektivitas dalam kebaikan harus ditumbuhkan kembali. Islam berkembang ke berbagai penjuru hingga saat ini disebabkan karena dakwah kolektif yang dibangun Rasulullah Saw.

Jika menilik Alquran, tersirat pentingnya meneguhkan kebaikan kolektif. Firman Allah SWT: dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Al Imran: 104). Para pakar menguraikan, jika minkum (segolongan kamu) dalam ayat di atas sebagai littab'idhiyah (menyatakan sebagian) maka kebaikan wajib kifayah disebarkan secara kolektif. Tapi, jika minkum (segolongan kamu) di atas dianggap sebagai Iilbayaniyah (menyatakan penjelasan) maka kebaikan fardhu'ain disebarkan secara pribadi.

Simpulan utuh dari argumentasi di atas, kebaikan yang mampu disebarkan dan diselesaikan secara pribadi, maka fardhu'ain bagi setiap orang. Tapi jika kebaikan tidak mampu disebarkan secara pribadi, maka fardhu kifayah dilakukan secara kolektif. Sebab realitas menunjukkan bahwa banyak persoalan keumatan, semisal kemiskinan, pengangguran, penegakan syariat Islam, kriminalitas, korupsi, Narkoba, harus diperangi secara kolektif, bukan hanya personal. Sebab itu, kolektiftas menjadi penting dalam mengurai berbagai persoalan keumatan.

Beberapa Keuntungan

Untuk itu, kebaikan secara kolektif memiliki banyak keuntungan (fadhilah). Berikut beberapa keuntungan kebaikan secara kolektif yakni, pertama, ama|an utama (afdhal). Kolektivitas merupakan ama|an utama dan terbaik. Semisal shalat yang lebih utama dilakukan secara kolektif (berjamaah). Pesan profetik bahwa shalat secara berjamaah lebih utama 27 derajat dibandingkan shalat sendirian. Apalagi terkait dengan amal sosial pasti memerlukan kolektivitas.

Selain itu, Allah SWTmenyatakan bahwa lebih cinta kepada kebaikan yang dilakukan secara kolektif. Semisal, firman Allah SWT: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di ]alan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS. Ash-Shaff:4).
Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan yang dilakukan
secara kolektif mendapatkan perhatian dan reward lebih dari Allah SWT, dibandingkan dengan kebaikan individual. Dari sanalah muncul motto; mari bersama menuju Surga. Karena itu, ego pribadi hanya ingin masuk surga sendiri saja perlu dihilangkan.

Kedua, lebih mudah dan ringan. Kebaikan kolektif meringankan dan memudahkan dalam menyukseskan setiap kebaikan. Karena ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Jika dikerjakan secara kolektif maka sesuatu yang ringan akan lebih ringan, dan sesuatu yang berat akan terasa ringan. Maka perlu dibentuk berbagai komunitas/kelompok/Iembaga/organisasi dalam rangka meneguhkan kebaikan kolektif. Semua pihak harus dilibatkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan keummatan sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing. Jangan pernah berharap berbagai persoalan keummatan akan terselesaikan tanpa kerja kolektif.

Ketiga, hasil akan terukur dan berdampak luas. Ali bin Abi Thalib ra berpesan bahwa kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir. Artinya, banyak persoalan keummatan saat ini dilakukan secara sistemik dan massif. Semisal mewabahnya korupsi dan Narkoba, merupakan diantara persoalan yang berlangsung secara sistemik dan massif. Sebab itu diperlukan model dan strategi sistemik dan massif untuk mencegah dan  menguraikannnya. Langgengnya kejahatan sistemik dan massif tersebut disebabkan oleh ketiadaan kebaikan sistemik dan massif.

Dengan demikian, mencegah dan membasmi berbagai kejahatan sistemik dan massif harus dilawan dengan kebaikan yang sistemik dan massif pula. Gerakan sistemik dan massif merupakan kerja kolektif. Maka kolektivitas menjadi fundamental kehidupan berbangsa, bernegara, dan beragama. Pesan Ali bin Abi Thalib ra di atas merupakan indikasi pentingnya meneguhkan kebaikan secara kolektif melawan kejahatan kolektif. Jika tidak, berbagai persoalan keummatan akan sulit diurai. Kini saatnya kebaikan digerakkan secara kolektif.

Keempat, lahirnya konsistensi dalam berbuat kebaikan. Setiap mukmin memiliki iman fluktuatif. Kadang iman bertambah, diwujudkan dengan gejala meningkatnya kuantitas dan kualitas amal kebaikan. Tapi kadang iman berkurang, tampak dari gejala menurunnya kuantitas dan kualitas amal kebaikan. Sebab itu, keuntungan kebaikan kolektif yakni di saat mukmin yang satu imannya sedang bertambah, maka ia dapat memotivasi mukmin yang lain. Sebaliknya, ketika kita iman berkurang, maka akan diberi motivasi oleh mukmin yang lain. Inilah keuntungan terbesar dari kebaikan yang dilakukan secara kolektif.

Meneguhkan kebaikan kolektif sebenarnya sedang meneguhkan konsistensi seseorang dalam berbuat kebaikan. Sehingga kebaikan terus berjalan kontinu dan konsisten (istiqamah). Tetapi ketika kebaikan kolektif tidak ada, maka kebaikan akan berjalan berdasarkan kondisi iman dan psikologis pribadi. Yakni pada saat bahagia kebaikan semakin meningkat, tapi di saat sedih kebaikan berkurang (QS. AI-Fajr: 15-16). Realitas ini dapat di observasi ke ruang pasien di rumah sakit, dimana para pasien jarang yang menunaikan shalat wajib. Padahal, idealnya seseorang ketika sedang sakit dan mendapatkan musibah ia lebih dekat dengan Allah SWT.

Kelima, dapat mengenali diri. Meneguhkan kebaikan kolektif juga dapat menjadi pendorong bagi seseorang untuk berkontemplasi (introspeksi, muhasabah) diri. Sehingga dapat mengenali kelebihan dan kekurangan diri. Secara psikologis kita hanya dapat mengenali kelebihan pribadi, tapi jarang yang mampu mengenali kekurangan pribadi. Sebab itu, kebaikan kolektif akan menjadikan satu sama lain saling koreksi diri agar lebih baik di masa depan. Proses perkenalan diri disebabkan telah melalui proses perkenalan (ta'aruf), saling memahami (tafahum), saling membantu (ta'awun), dan saling menjamin (takaful).

Untuk itu, menjaga dan melestarikan nilai-nilai Islami (islamic values) dalam kehidupan merupakan tanggungjawab setiap Muslim. Impian tersebut hanya dapat diwujudkan dengan  meneguhkan kebaikan kolektif. Semoga!







Meneguhkan Kebaikan Kolektif


Kita tentu sangat sering mendengar atau membaca tentang penyebab orang yang sulit mendapatkan rezeki, namun sepertinya kita belum pernah tau bahwa ternyata ada penyebab orang tua yang susah mendapatkan rezeki.

Ternyata memang bisa orang tua susah mendapat rezeki, dan penyebabnya adalah seperti berikut ini.

1. Menelantarkan anak dengan dengan sengaja

Menelantarkan anak dengan sengaja ternyata dapat menyebabkan orang tua susah mendapat rezeki, namun dalam hal ini tentu harus digaris bawahi dimana yang dimaksud disini adalah orang tua yang sebenarnya mampu untuk memberikan nafkah kepada anak-anak mereka, namun karena berbagai alasan mereka justru menelantarkannya.

2. Mengajak anak kepada kesesatan

Sebagai orang tua tentu harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya, tapi tak jarang juga orang tua yang justru seenaknya saja mendidik anak-anak mereka, tidak memberikan pendidikan agama kepada anak-anak mereka, membiarkan anak-anak mereka bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan, dan yang paling parah mengajak anak-anak mereka melakukan berbagai hal yang melanggar aturan agama, dan negara.

3. Menghalangi anak mereka belajar agama.

Ilmu agama tentu sangatlah penting bagi setiap orang, namun tak jarang diluar sana justru banyak orang tua yang menganggap ilmu agama tidak begitu penting, sehingga tak jarang pula jika kemudian anak-anak mereka yang sebenarnya menginginkan belajar agama namun orang tua mereka justru melarangnya.

4. Membeda-bedakan anak

Setiap anak memiliki kelebihan, dan kekurangan masingmasing, maka dari itu bagi orang tua dituntut untuk bisa adil kepada anak-anaknya, dan tidak perlu membedabedakan antara anak satu dengan anak yang lainnya.

5. Menyesali telah melahirkan anak

Anak merupakan karunia dari Allah SWT, sebagai orang tua seharusnya mensyukurinya dengan menyayangi, dan mencintai anak-anak mereka.

6. Membunuh anak

Hal ini banyak terjadi saat ini, dimana banyak orang tua yang dengan tega membunuh anak-anak mereka dengan alasan ekonomi. dan berbagai hal lainnya, padahal setiap alasan ekonomi, dan berbagai hal lainnya, padahal setiap anak yang dilahirkan telah dijamin rezekinya oleh Allah SWT.
Terimakasih telah membaca artikel ini semoga bermanfaat.



Inilah Penyebab Orang Tua Susah Dapat Rezeki

Setiap orang tentu mempunyai impian dan harapan serta cita-cita yang ingin diraihnya. Namun tidak sedikit juga orang yang keyakinannya lumpuh akibat rasa takut yang membelenggu.

Rasa takut yang mengakibatkan dampak buruk bagi kepribadiannya sendiri. Sehingga membuat ia tidak percaya diri akan kelebihan yang terpendam dalam dirinya. Dan seiring berjalannya waktu, ia hanya bisa melihat betapa orang-orang atau teman terdekatnya yang selama ini ia anggap biasa saja karirnya sudah melesat dan hidupnya terlihat bahagia Dan semoga beberapa quotes motivasi berikut ini dapat membangkitkan kembali semangat dan percaya dirimu akan kemampuan yang kamu punya.

1.Buatlah hidupmu lebih berarti

Membuat hidup lebih berarti tidak semata untuk kesenangan dan kebahagian kita sendiri saja. Hal yang harus kita sadari adalah kita harus yakin bahwa ada seseorang diluaran sana yang begitu ingin memiliki hidupmu.

2. Tentukan hidupmu

"Hidupmu adalah milikmu, kamu sendiri yang menentukan baik buruknya, dan kamulah yang memimpin dirimu sendiri, bukan orang lain".
Jangan heran jikalau melihat betapa orang-orang sekitarmu telah banyak yang mulai menapaki tangga kesuksesan. Kamu jangan hanya berdiam diri dan hanya menjadi penonton saja, mulai jugalah untuk menentukan tujuan dan pencapaian dalam hidupmu.

3.Jadilah orang yang terpilih

"HIDUP ITU ANTARA TERPILIH DAN TERSISIH".

Menjadi orang terpilih atau orang yang diperhitungkan adalah dambaan setiap orang. Silahkan dicek dan sadari kembali posisimu saat ini, apakah kamu termasuk orang yang diperhitungkan atau justru orang yang tersisih? Pilihan tentu ada di kamu untuk mengubahnya.

4.Hargai cara pandang orang lain

"6 + 3 = 9
5 + 4 juga 9
caramu melakukan sesuatu bukanlah satu-satunya cara hargailuh cara pandang orang Iain mungkin kamu benar,tetapi mereka juga tidak salah".

Hal ini terbilang sulit. Jikalau kamu tidak bisa menerapkannya, hal buruk yang terjadi adalah yang satu merasa benar dengan pendapatnya begitu juga sebaliknya. Dan tentunya sikap begini akan menjadikanmu sosok yang egois.

5. Jadilah orang besar

ORANG BESAR...'BERBICARA TENTANG IDE '

ORANG BIASA...'BERBICARA TENTANG KEJADIAN'

ORANG KECIL..'BERBICARA TENTANG ORANG LAIN'

Orang besar dalam artian orang yang mampu berbicara dengan ide-ide dan gagasannya. Temukan ide besarmu, rencanakan strategi besarmu dan wujudkan impianmu.

Demikian lah Sobat Bloggers semoga Artikel ini Bermanfaat.


5 Motivasi Diri Ini Membuatmu Sadar dan Yakin Kemampuan yang Dimiliki

Doamu Akan Sulit Terkabul Jika Melakukan Hal Ini, Berhati-hatilah! 


Doa adalah salah satu senjata terampuh umat islam. Dengan berdoa berarti umat islam menyatakan bahwa ia bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa di depan Allah. Berdoa berarti berserah dan berpasrah kepada Allah dan meyakini hanya Allah yang Maha Segalanya dan hanya Allah saja yang patut dimintai pertolongan. 

Meskipun demikian, ternyata tidak semua doa akan mudah dikabulkan. Ada hal-hal yang akan membuat seseorang sulit dikabulkan doanya. Untuk itulah di artikel ini admin ingin memberikan penjelasan tentang hal yang bisa menghambat terkabulnya doa. Semoga saja tulisan ini mampu memberikan kebaikan bagi segenap sahabat pembaca. Selamat membaca! 

Dikutip dari sebuah ceramah singkat Ustadz Adi Hidayat, Beliau menjelaskan bahwa ada sebagian orang yang doanya akan sulit dikabulkan. Doa itu tidak akan bisa menembus langit karena terhalang oleh hal-hal yang dilakukannya. Hal tersebut adalah karena dia berdoa dengan pakaian yang haram, makanan yang haram, minuman yang haram serta rizki yang haram.
Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam sebuah hadist Nabi Muhammad yang mengkisahkan tentang seorang yang bepergian jauh dnegan rambutnya yang kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, 'Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,' sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi kecukupan dengan yang haram, bagaimana doanya akan dikabulkan? 
kecukupan dengan yang haram, bagaimana doanya akan dikabulkan? 
Berikut ini adalah hadist lengkap yang dimaksud: 
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam besabda: "Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah Ta'ala memerintahkan kepada kaum mukminin seperti yang Dia perintahkan kepada para rasul. 

Maka, Allah Ta'ala berfirman, 'Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan' (Al-mu'minun/23 ayat 51)dan Allah Ta'ala berfirman,'Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rizki yang baik yang Kami berikan kepada kamu' (Al-Baqarah/2 ayat 172)
kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan orang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, 'Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,' sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi kecukupan dengan yang haram, bagaimana doanya akan dikabulkan ?

Ustadz Adi Hidayat pun menghimbau agar kita sebagai muslim harus berhati-hati dalam mencari rizki. Jangan sampai kita memberi makan dan minum, memberikan yang haram.
Demikian lah Sobat Bloggers semoga Artikel ini Bermanfaat.

Doamu Akan Sulit Terkabul Jika Melakukan Hal Ini, Berhati-hatilah!

Subscribe Our Newsletter