-->

Halaman

    Social Items


Tahukah kalian seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, Ialu ia mandi dari air sungai itu setiap hari Iima kaIi, apakah akan tersisa kotorannya? Para sahabat menjawab, "tidak akan tersisa sedikitpun kotorannya."BeIiau berkata,”maka begitulah perumpamaan shalat Iima waktu, dengannya Allah menghapus dosanya” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Beberapa bulan belakangan ini di media sosial telah ramai diperbincangkan pelarangan suara azan. Tentunya pelarangan disampaikan orang yang jelas tidak suka dengan syiar Islam. Padahal tidak sedikit para mantan pendeta, pastor dan lain sebagainya memeluk Islam setelah mendengar suara azan.

Dalam buku Mengapa Kami Memilih Islam, kita mendapat jawaban cerdas dari para muallaf. Bahwa ternyata suara azan memiliki energi kearifan yang sangat dahsyat yang mampu menyentuh relung-relung kalbu untuk berupaya mencari tahu makna dan arti dari suara azan. Setelah mereka mengetahui maknanya, mereka dengan kesadaran diri menjadi muallaf (masuk Islam tanpa paksaan). Oleh sebagian kita tentu masih banyak yang bertanya, apa makna di balik suara azan tersebut.

Syiar Kebesaran Allah SWT;
 Syiar kebesaran Allah melalui kalimat Allahu Akbar yang berarti Allah Maha Besar. Hal ini menjadi renungan bagi kita untuk membesarkan Allah dalam kehidupan dan menjadikan diri kita kecil di hadapannya. ilmu yang kita miliki tidak ada bandingannya dengan ilmu yang dimiliki Allah, bahkan Allah Mahamemiliki llmu. Harta yang kita punyai juga tidak ada bandingannya dengan Allah yang Mahamemiliki harta dan kekayaan ditambah kekayaan Allah di Langit dan di Bumi, di Barat dan di Timur.

Dalam kaitannya dengan kebesaran Allah dalam kehidupan dan sebagai orang yang beriman kita wajib mengagungkan Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam Alquran surah Isra' ayat 111: dan Katakanlah: ”Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.

Dalam kitab tafsir Al-muyassar jilid l halaman 293 ditafsirkan

tentang kalimat agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya (wa kabbirhu takbira ) dengan tafsiran ”agungkanlah Allah dengan pengagungan yang sempurna disertai memuji dan beribadah hanya kepada Allah dan dengan keikhlasan beragama Islam secara kaffah".

Mempertegas Syahadatain; Syahadatain dipahami dengan dua kalimat syahadat baik Syahadat Tauhid (Asyhadu Alla ilaha illalla‘h) dan Syahadat Rasul (wa asyhadu anna Muhammadarrasullah ). Tentunya kedua kalimat tersebut harus terpatri dalam sanubari yang ditindaklanjuti dengan istiqamah memegang dua buhul kalimah syahadat. Dr lwad bin Abdillah Al Mu'taq dalam bukunya Syurat La ilaha illallah menjelaskan, di antara syarat yang harus dimiliki seorang Mukmin dalam mengucapkan kalimat syahadat yakni keyakinan (Alyaqin) dan cinta (Almahabbah). Alyaqin dipahami dengan menghilangkan keraguan dalam diri bahwa tidak ada yang Mahapencipta kecuali Allah (La khéliqa IIIa/Iah) dan tidak ada yang Mahamemberikan rezeki kecuali Allah (La Raziqa illallah).

Demikian juga keyakinan akan keberadaan Rasulullah SAW sebagai teladan terbaik (uswatun hasanah) dalam kehidupan Dengan keyakinan yang sebenarnya, maka rasa cinta kepada Allah dan Rasulnya akan terwujud secara totalitas yang selanjutnya seluruh perintah Allah dan Rasulnya juga akan ditaati tanpa ada penolakan sedikitpun (sami’na wa atha’na ).

Shalat Merupakan Sungai Kearifan; Kalimat Hayya Alaasshalah yang berarti mari menunaikan ibadah shalat. Suatu seruan kelembutan dari Allah yang Mahalembut (Allathif) menyeru hambaNya yang telah mempertegas syahadatain dalam kehidupannya. Dengan dasar keyakinan dan cinta, kita akan menghampiri seruan Tuhan dari masjid "Rumah Allah yang suci". Sebab di balik seruan itu ada hal yang penting dan menjadikan kita hambaNya yang suci setelah menunaikan ibadah shalat.

Apalagi Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah: tahukah kalian seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, Ialu ia mandi dari air sungai itu setiap hari Iima kali, apakah akan tersisa kotorannya? Para sahabat mejawab ”tidak akan tersisa sedikitpun kotorannya.”BeIiau berkata,”maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosanya".

Berdasarkan hadis ini Allah SWT melalui RasuINya mengajarkan hambaNya untuk senantiasa menyucikan diri mereka di "Sungai Kearifan" yakni ibadah shalat.

Meraih Alfalah;
Kata Alfalah dari kalimat Hayya ’Ala Alfalah memiliki beragam makna, selain diartikan dengan kemenangan, Alfalah juga berarti kebahagiaan sebagaimana dituliskan Jalaluddin Rahmat dalam Bukunya Tafsir kebahagiaan. Tentunya kemenangan dan kebahagiaan akan diraih seseorang setelah mencurahkan rasa cintanya di “Sungai Kearifan" shalat lima waktu.

Mempertahankan Tauhid Dalam Kehidupan; Setelah kalimat AI/ahu Akbar, seruan azan ditutup dengan kalimat La ila‘ha illallah (Tiada Tuhan Selain Allah). Suatu kalimat penegasan bahwa kita harus senantiasa mempertahankan Tauhid bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Dengan kata lain meminjam istilah Al-ustadz H.Yusuf Mansur, Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus.

Dengan demikian seruan kearifan azan menyimpan hikmah yang luar biasa bagi orang beriman. Juga jawaban atas pandangan yang salah dari orang yang benci dengan syiar Islam, ragu akan kebesaran Allah dan keagungan Rasulnya. Allahu Akbar Wa Iillahilhamdu. Wallahu a’lam bi Asshawab.



BEGITU HIKMAH SUARA KEARIFAN ADZAN


Tahukah kalian seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, Ialu ia mandi dari air sungai itu setiap hari Iima kaIi, apakah akan tersisa kotorannya? Para sahabat menjawab, "tidak akan tersisa sedikitpun kotorannya."BeIiau berkata,”maka begitulah perumpamaan shalat Iima waktu, dengannya Allah menghapus dosanya” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Beberapa bulan belakangan ini di media sosial telah ramai diperbincangkan pelarangan suara azan. Tentunya pelarangan disampaikan orang yang jelas tidak suka dengan syiar Islam. Padahal tidak sedikit para mantan pendeta, pastor dan lain sebagainya memeluk Islam setelah mendengar suara azan.

Dalam buku Mengapa Kami Memilih Islam, kita mendapat jawaban cerdas dari para muallaf. Bahwa ternyata suara azan memiliki energi kearifan yang sangat dahsyat yang mampu menyentuh relung-relung kalbu untuk berupaya mencari tahu makna dan arti dari suara azan. Setelah mereka mengetahui maknanya, mereka dengan kesadaran diri menjadi muallaf (masuk Islam tanpa paksaan). Oleh sebagian kita tentu masih banyak yang bertanya, apa makna di balik suara azan tersebut.

Syiar Kebesaran Allah SWT;
 Syiar kebesaran Allah melalui kalimat Allahu Akbar yang berarti Allah Maha Besar. Hal ini menjadi renungan bagi kita untuk membesarkan Allah dalam kehidupan dan menjadikan diri kita kecil di hadapannya. ilmu yang kita miliki tidak ada bandingannya dengan ilmu yang dimiliki Allah, bahkan Allah Mahamemiliki llmu. Harta yang kita punyai juga tidak ada bandingannya dengan Allah yang Mahamemiliki harta dan kekayaan ditambah kekayaan Allah di Langit dan di Bumi, di Barat dan di Timur.

Dalam kaitannya dengan kebesaran Allah dalam kehidupan dan sebagai orang yang beriman kita wajib mengagungkan Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam Alquran surah Isra' ayat 111: dan Katakanlah: ”Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.

Dalam kitab tafsir Al-muyassar jilid l halaman 293 ditafsirkan

tentang kalimat agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya (wa kabbirhu takbira ) dengan tafsiran ”agungkanlah Allah dengan pengagungan yang sempurna disertai memuji dan beribadah hanya kepada Allah dan dengan keikhlasan beragama Islam secara kaffah".

Mempertegas Syahadatain; Syahadatain dipahami dengan dua kalimat syahadat baik Syahadat Tauhid (Asyhadu Alla ilaha illalla‘h) dan Syahadat Rasul (wa asyhadu anna Muhammadarrasullah ). Tentunya kedua kalimat tersebut harus terpatri dalam sanubari yang ditindaklanjuti dengan istiqamah memegang dua buhul kalimah syahadat. Dr lwad bin Abdillah Al Mu'taq dalam bukunya Syurat La ilaha illallah menjelaskan, di antara syarat yang harus dimiliki seorang Mukmin dalam mengucapkan kalimat syahadat yakni keyakinan (Alyaqin) dan cinta (Almahabbah). Alyaqin dipahami dengan menghilangkan keraguan dalam diri bahwa tidak ada yang Mahapencipta kecuali Allah (La khéliqa IIIa/Iah) dan tidak ada yang Mahamemberikan rezeki kecuali Allah (La Raziqa illallah).

Demikian juga keyakinan akan keberadaan Rasulullah SAW sebagai teladan terbaik (uswatun hasanah) dalam kehidupan Dengan keyakinan yang sebenarnya, maka rasa cinta kepada Allah dan Rasulnya akan terwujud secara totalitas yang selanjutnya seluruh perintah Allah dan Rasulnya juga akan ditaati tanpa ada penolakan sedikitpun (sami’na wa atha’na ).

Shalat Merupakan Sungai Kearifan; Kalimat Hayya Alaasshalah yang berarti mari menunaikan ibadah shalat. Suatu seruan kelembutan dari Allah yang Mahalembut (Allathif) menyeru hambaNya yang telah mempertegas syahadatain dalam kehidupannya. Dengan dasar keyakinan dan cinta, kita akan menghampiri seruan Tuhan dari masjid "Rumah Allah yang suci". Sebab di balik seruan itu ada hal yang penting dan menjadikan kita hambaNya yang suci setelah menunaikan ibadah shalat.

Apalagi Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah: tahukah kalian seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, Ialu ia mandi dari air sungai itu setiap hari Iima kali, apakah akan tersisa kotorannya? Para sahabat mejawab ”tidak akan tersisa sedikitpun kotorannya.”BeIiau berkata,”maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosanya".

Berdasarkan hadis ini Allah SWT melalui RasuINya mengajarkan hambaNya untuk senantiasa menyucikan diri mereka di "Sungai Kearifan" yakni ibadah shalat.

Meraih Alfalah;
Kata Alfalah dari kalimat Hayya ’Ala Alfalah memiliki beragam makna, selain diartikan dengan kemenangan, Alfalah juga berarti kebahagiaan sebagaimana dituliskan Jalaluddin Rahmat dalam Bukunya Tafsir kebahagiaan. Tentunya kemenangan dan kebahagiaan akan diraih seseorang setelah mencurahkan rasa cintanya di “Sungai Kearifan" shalat lima waktu.

Mempertahankan Tauhid Dalam Kehidupan; Setelah kalimat AI/ahu Akbar, seruan azan ditutup dengan kalimat La ila‘ha illallah (Tiada Tuhan Selain Allah). Suatu kalimat penegasan bahwa kita harus senantiasa mempertahankan Tauhid bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Dengan kata lain meminjam istilah Al-ustadz H.Yusuf Mansur, Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus.

Dengan demikian seruan kearifan azan menyimpan hikmah yang luar biasa bagi orang beriman. Juga jawaban atas pandangan yang salah dari orang yang benci dengan syiar Islam, ragu akan kebesaran Allah dan keagungan Rasulnya. Allahu Akbar Wa Iillahilhamdu. Wallahu a’lam bi Asshawab.



Load Comments

Subscribe Our Newsletter