-->

Halaman

    Social Items

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS. Ash-Shaff: 4).

Hakikat manusia merupakan makhluk kolektif. Dalam sosiologi disebut makhluk sosial (an-nass, zoon politicon). Dianggap makhluk sosial karena manusia itu lemah, bergantung kepada yang lain, tidak mampu bertahan hidup sendirian, dan fitrah untuk bergaul serta berinteraksi. Sejak dalam kandungan hingga ajal menjemput selalu membutuhkan pertolongan. Siapapun dan bagaimanapun manusia pasti bergantung kepada yang lain. Fitrah manusia sebagai makhluk sosial diharapkan dapat membangun dan meneguhkan kolektivitas. Kolektivitas akan melahirkan berbagai kemudahan.

Sebab itu, dalam setiap aktivitas perlu diteguhkan kolektivitas bersama. Dari sana akan lahir berbagai kemudahan dan keringanan dalam menyukseskan suatu kegiatan. Bayangkan, jika sebuah meja belajar diangkat sendiri, pasti akan terasa berat. Tapi, jika meja belajar itu diangkat oleh beberapa orang (kolektif) pasti akan terasa ringan. Atau, jika berpuasa di lingkungan orang-orang yang tidak berpuasa, pasti akan terasa sulit. Sebaliknya, jika berpuasa di lingkungan orangorang berpuasa, tentu akan terasa gampang. Sebab itu, kolektivitas bukan hanya terkait dengan urusan duniawi, tapi juga kebaikan ukhrawi.

Maka dalam kehidupan sosial perlu diteguhkan kebaikan kolektif (amaljama'i), agar kebaikan tersebar ke seluruh penjuru. Karena jika kebaikan hanya disebarkan secara personal pasti memiliki berbagai keterbatasan. Untuk itu, kebaikan hendaknya tidak hanya sekedar mengandalkan kemampuan dan ketrampilan pribadi. Tapi, harus disebarkan secara kolektif, agar kebaikan akan berjalan efektif dan efisien. Budaya kolektivitas dalam kebaikan harus ditumbuhkan kembali. Islam berkembang ke berbagai penjuru hingga saat ini disebabkan karena dakwah kolektif yang dibangun Rasulullah Saw.

Jika menilik Alquran, tersirat pentingnya meneguhkan kebaikan kolektif. Firman Allah SWT: dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Al Imran: 104). Para pakar menguraikan, jika minkum (segolongan kamu) dalam ayat di atas sebagai littab'idhiyah (menyatakan sebagian) maka kebaikan wajib kifayah disebarkan secara kolektif. Tapi, jika minkum (segolongan kamu) di atas dianggap sebagai Iilbayaniyah (menyatakan penjelasan) maka kebaikan fardhu'ain disebarkan secara pribadi.

Simpulan utuh dari argumentasi di atas, kebaikan yang mampu disebarkan dan diselesaikan secara pribadi, maka fardhu'ain bagi setiap orang. Tapi jika kebaikan tidak mampu disebarkan secara pribadi, maka fardhu kifayah dilakukan secara kolektif. Sebab realitas menunjukkan bahwa banyak persoalan keumatan, semisal kemiskinan, pengangguran, penegakan syariat Islam, kriminalitas, korupsi, Narkoba, harus diperangi secara kolektif, bukan hanya personal. Sebab itu, kolektiftas menjadi penting dalam mengurai berbagai persoalan keumatan.

Beberapa Keuntungan

Untuk itu, kebaikan secara kolektif memiliki banyak keuntungan (fadhilah). Berikut beberapa keuntungan kebaikan secara kolektif yakni, pertama, ama|an utama (afdhal). Kolektivitas merupakan ama|an utama dan terbaik. Semisal shalat yang lebih utama dilakukan secara kolektif (berjamaah). Pesan profetik bahwa shalat secara berjamaah lebih utama 27 derajat dibandingkan shalat sendirian. Apalagi terkait dengan amal sosial pasti memerlukan kolektivitas.

Selain itu, Allah SWTmenyatakan bahwa lebih cinta kepada kebaikan yang dilakukan secara kolektif. Semisal, firman Allah SWT: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di ]alan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS. Ash-Shaff:4).
Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan yang dilakukan
secara kolektif mendapatkan perhatian dan reward lebih dari Allah SWT, dibandingkan dengan kebaikan individual. Dari sanalah muncul motto; mari bersama menuju Surga. Karena itu, ego pribadi hanya ingin masuk surga sendiri saja perlu dihilangkan.

Kedua, lebih mudah dan ringan. Kebaikan kolektif meringankan dan memudahkan dalam menyukseskan setiap kebaikan. Karena ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Jika dikerjakan secara kolektif maka sesuatu yang ringan akan lebih ringan, dan sesuatu yang berat akan terasa ringan. Maka perlu dibentuk berbagai komunitas/kelompok/Iembaga/organisasi dalam rangka meneguhkan kebaikan kolektif. Semua pihak harus dilibatkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan keummatan sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing. Jangan pernah berharap berbagai persoalan keummatan akan terselesaikan tanpa kerja kolektif.

Ketiga, hasil akan terukur dan berdampak luas. Ali bin Abi Thalib ra berpesan bahwa kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir. Artinya, banyak persoalan keummatan saat ini dilakukan secara sistemik dan massif. Semisal mewabahnya korupsi dan Narkoba, merupakan diantara persoalan yang berlangsung secara sistemik dan massif. Sebab itu diperlukan model dan strategi sistemik dan massif untuk mencegah dan  menguraikannnya. Langgengnya kejahatan sistemik dan massif tersebut disebabkan oleh ketiadaan kebaikan sistemik dan massif.

Dengan demikian, mencegah dan membasmi berbagai kejahatan sistemik dan massif harus dilawan dengan kebaikan yang sistemik dan massif pula. Gerakan sistemik dan massif merupakan kerja kolektif. Maka kolektivitas menjadi fundamental kehidupan berbangsa, bernegara, dan beragama. Pesan Ali bin Abi Thalib ra di atas merupakan indikasi pentingnya meneguhkan kebaikan secara kolektif melawan kejahatan kolektif. Jika tidak, berbagai persoalan keummatan akan sulit diurai. Kini saatnya kebaikan digerakkan secara kolektif.

Keempat, lahirnya konsistensi dalam berbuat kebaikan. Setiap mukmin memiliki iman fluktuatif. Kadang iman bertambah, diwujudkan dengan gejala meningkatnya kuantitas dan kualitas amal kebaikan. Tapi kadang iman berkurang, tampak dari gejala menurunnya kuantitas dan kualitas amal kebaikan. Sebab itu, keuntungan kebaikan kolektif yakni di saat mukmin yang satu imannya sedang bertambah, maka ia dapat memotivasi mukmin yang lain. Sebaliknya, ketika kita iman berkurang, maka akan diberi motivasi oleh mukmin yang lain. Inilah keuntungan terbesar dari kebaikan yang dilakukan secara kolektif.

Meneguhkan kebaikan kolektif sebenarnya sedang meneguhkan konsistensi seseorang dalam berbuat kebaikan. Sehingga kebaikan terus berjalan kontinu dan konsisten (istiqamah). Tetapi ketika kebaikan kolektif tidak ada, maka kebaikan akan berjalan berdasarkan kondisi iman dan psikologis pribadi. Yakni pada saat bahagia kebaikan semakin meningkat, tapi di saat sedih kebaikan berkurang (QS. AI-Fajr: 15-16). Realitas ini dapat di observasi ke ruang pasien di rumah sakit, dimana para pasien jarang yang menunaikan shalat wajib. Padahal, idealnya seseorang ketika sedang sakit dan mendapatkan musibah ia lebih dekat dengan Allah SWT.

Kelima, dapat mengenali diri. Meneguhkan kebaikan kolektif juga dapat menjadi pendorong bagi seseorang untuk berkontemplasi (introspeksi, muhasabah) diri. Sehingga dapat mengenali kelebihan dan kekurangan diri. Secara psikologis kita hanya dapat mengenali kelebihan pribadi, tapi jarang yang mampu mengenali kekurangan pribadi. Sebab itu, kebaikan kolektif akan menjadikan satu sama lain saling koreksi diri agar lebih baik di masa depan. Proses perkenalan diri disebabkan telah melalui proses perkenalan (ta'aruf), saling memahami (tafahum), saling membantu (ta'awun), dan saling menjamin (takaful).

Untuk itu, menjaga dan melestarikan nilai-nilai Islami (islamic values) dalam kehidupan merupakan tanggungjawab setiap Muslim. Impian tersebut hanya dapat diwujudkan dengan  meneguhkan kebaikan kolektif. Semoga!







Meneguhkan Kebaikan Kolektif


Kita tentu sangat sering mendengar atau membaca tentang penyebab orang yang sulit mendapatkan rezeki, namun sepertinya kita belum pernah tau bahwa ternyata ada penyebab orang tua yang susah mendapatkan rezeki.

Ternyata memang bisa orang tua susah mendapat rezeki, dan penyebabnya adalah seperti berikut ini.

1. Menelantarkan anak dengan dengan sengaja

Menelantarkan anak dengan sengaja ternyata dapat menyebabkan orang tua susah mendapat rezeki, namun dalam hal ini tentu harus digaris bawahi dimana yang dimaksud disini adalah orang tua yang sebenarnya mampu untuk memberikan nafkah kepada anak-anak mereka, namun karena berbagai alasan mereka justru menelantarkannya.

2. Mengajak anak kepada kesesatan

Sebagai orang tua tentu harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya, tapi tak jarang juga orang tua yang justru seenaknya saja mendidik anak-anak mereka, tidak memberikan pendidikan agama kepada anak-anak mereka, membiarkan anak-anak mereka bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan, dan yang paling parah mengajak anak-anak mereka melakukan berbagai hal yang melanggar aturan agama, dan negara.

3. Menghalangi anak mereka belajar agama.

Ilmu agama tentu sangatlah penting bagi setiap orang, namun tak jarang diluar sana justru banyak orang tua yang menganggap ilmu agama tidak begitu penting, sehingga tak jarang pula jika kemudian anak-anak mereka yang sebenarnya menginginkan belajar agama namun orang tua mereka justru melarangnya.

4. Membeda-bedakan anak

Setiap anak memiliki kelebihan, dan kekurangan masingmasing, maka dari itu bagi orang tua dituntut untuk bisa adil kepada anak-anaknya, dan tidak perlu membedabedakan antara anak satu dengan anak yang lainnya.

5. Menyesali telah melahirkan anak

Anak merupakan karunia dari Allah SWT, sebagai orang tua seharusnya mensyukurinya dengan menyayangi, dan mencintai anak-anak mereka.

6. Membunuh anak

Hal ini banyak terjadi saat ini, dimana banyak orang tua yang dengan tega membunuh anak-anak mereka dengan alasan ekonomi. dan berbagai hal lainnya, padahal setiap alasan ekonomi, dan berbagai hal lainnya, padahal setiap anak yang dilahirkan telah dijamin rezekinya oleh Allah SWT.
Terimakasih telah membaca artikel ini semoga bermanfaat.



Inilah Penyebab Orang Tua Susah Dapat Rezeki

Setiap orang tentu mempunyai impian dan harapan serta cita-cita yang ingin diraihnya. Namun tidak sedikit juga orang yang keyakinannya lumpuh akibat rasa takut yang membelenggu.

Rasa takut yang mengakibatkan dampak buruk bagi kepribadiannya sendiri. Sehingga membuat ia tidak percaya diri akan kelebihan yang terpendam dalam dirinya. Dan seiring berjalannya waktu, ia hanya bisa melihat betapa orang-orang atau teman terdekatnya yang selama ini ia anggap biasa saja karirnya sudah melesat dan hidupnya terlihat bahagia Dan semoga beberapa quotes motivasi berikut ini dapat membangkitkan kembali semangat dan percaya dirimu akan kemampuan yang kamu punya.

1.Buatlah hidupmu lebih berarti

Membuat hidup lebih berarti tidak semata untuk kesenangan dan kebahagian kita sendiri saja. Hal yang harus kita sadari adalah kita harus yakin bahwa ada seseorang diluaran sana yang begitu ingin memiliki hidupmu.

2. Tentukan hidupmu

"Hidupmu adalah milikmu, kamu sendiri yang menentukan baik buruknya, dan kamulah yang memimpin dirimu sendiri, bukan orang lain".
Jangan heran jikalau melihat betapa orang-orang sekitarmu telah banyak yang mulai menapaki tangga kesuksesan. Kamu jangan hanya berdiam diri dan hanya menjadi penonton saja, mulai jugalah untuk menentukan tujuan dan pencapaian dalam hidupmu.

3.Jadilah orang yang terpilih

"HIDUP ITU ANTARA TERPILIH DAN TERSISIH".

Menjadi orang terpilih atau orang yang diperhitungkan adalah dambaan setiap orang. Silahkan dicek dan sadari kembali posisimu saat ini, apakah kamu termasuk orang yang diperhitungkan atau justru orang yang tersisih? Pilihan tentu ada di kamu untuk mengubahnya.

4.Hargai cara pandang orang lain

"6 + 3 = 9
5 + 4 juga 9
caramu melakukan sesuatu bukanlah satu-satunya cara hargailuh cara pandang orang Iain mungkin kamu benar,tetapi mereka juga tidak salah".

Hal ini terbilang sulit. Jikalau kamu tidak bisa menerapkannya, hal buruk yang terjadi adalah yang satu merasa benar dengan pendapatnya begitu juga sebaliknya. Dan tentunya sikap begini akan menjadikanmu sosok yang egois.

5. Jadilah orang besar

ORANG BESAR...'BERBICARA TENTANG IDE '

ORANG BIASA...'BERBICARA TENTANG KEJADIAN'

ORANG KECIL..'BERBICARA TENTANG ORANG LAIN'

Orang besar dalam artian orang yang mampu berbicara dengan ide-ide dan gagasannya. Temukan ide besarmu, rencanakan strategi besarmu dan wujudkan impianmu.

Demikian lah Sobat Bloggers semoga Artikel ini Bermanfaat.


5 Motivasi Diri Ini Membuatmu Sadar dan Yakin Kemampuan yang Dimiliki

Doamu Akan Sulit Terkabul Jika Melakukan Hal Ini, Berhati-hatilah! 


Doa adalah salah satu senjata terampuh umat islam. Dengan berdoa berarti umat islam menyatakan bahwa ia bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa di depan Allah. Berdoa berarti berserah dan berpasrah kepada Allah dan meyakini hanya Allah yang Maha Segalanya dan hanya Allah saja yang patut dimintai pertolongan. 

Meskipun demikian, ternyata tidak semua doa akan mudah dikabulkan. Ada hal-hal yang akan membuat seseorang sulit dikabulkan doanya. Untuk itulah di artikel ini admin ingin memberikan penjelasan tentang hal yang bisa menghambat terkabulnya doa. Semoga saja tulisan ini mampu memberikan kebaikan bagi segenap sahabat pembaca. Selamat membaca! 

Dikutip dari sebuah ceramah singkat Ustadz Adi Hidayat, Beliau menjelaskan bahwa ada sebagian orang yang doanya akan sulit dikabulkan. Doa itu tidak akan bisa menembus langit karena terhalang oleh hal-hal yang dilakukannya. Hal tersebut adalah karena dia berdoa dengan pakaian yang haram, makanan yang haram, minuman yang haram serta rizki yang haram.
Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam sebuah hadist Nabi Muhammad yang mengkisahkan tentang seorang yang bepergian jauh dnegan rambutnya yang kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, 'Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,' sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi kecukupan dengan yang haram, bagaimana doanya akan dikabulkan? 
kecukupan dengan yang haram, bagaimana doanya akan dikabulkan? 
Berikut ini adalah hadist lengkap yang dimaksud: 
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam besabda: "Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah Ta'ala memerintahkan kepada kaum mukminin seperti yang Dia perintahkan kepada para rasul. 

Maka, Allah Ta'ala berfirman, 'Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan' (Al-mu'minun/23 ayat 51)dan Allah Ta'ala berfirman,'Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rizki yang baik yang Kami berikan kepada kamu' (Al-Baqarah/2 ayat 172)
kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan orang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, 'Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,' sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi kecukupan dengan yang haram, bagaimana doanya akan dikabulkan ?

Ustadz Adi Hidayat pun menghimbau agar kita sebagai muslim harus berhati-hati dalam mencari rizki. Jangan sampai kita memberi makan dan minum, memberikan yang haram.
Demikian lah Sobat Bloggers semoga Artikel ini Bermanfaat.

Doamu Akan Sulit Terkabul Jika Melakukan Hal Ini, Berhati-hatilah!


7 Ciri Sholat Orang Yang Munafik


Sholat adalah tiang agama. Sholat adalah amalan pertama yang akan dihisab di akhirat nanti. Maka dari itu, sholat haruslah dilakukan sesuai rukun dan syarat sahnya.

Sekarang ini banyak manusia yang melalaikan sholat, dan bahkan melakukan sholat dengan asal. Sebenarnya itu bisa termasuk ke dalam ciri orang yang munafik.
Berikut ini 7 ciri sholat orang yang munafik:

1.Malas
Orang yang munafik melakukan sholatnya dalam kondisi malas. Padahal orang beriman seharusnya sholat dengan semangat, karena sholat mendatangkan pahala dan kebaikan.

2. Riya
Orang munafik jiga riya dalam melaksanakan sholatnya. Ketika ada orang lain ia sholat dengan sangat khusyuk. Atau ia memamerkan fotonya sedang sholat. Banyak kan sekarang yang seperti itu?

3.Tidak mengingat Allah
Seharusnya ketika sholat itu kita merasa sedang
berhadapan dengan Allah. Tapi orang munafik tidak mengingat Allah dalam sholatnya, melainkan sedikit saja.

4. Berat
Orang munafik merasa berat dalam melakukan sholat, terutama sholat subuh dan isya.

5.Malas berjamaah
"LAKl-LAKI SHALEH,SHOLAT BERJAMAAH DIMESJID
KALAU SHOLAT SENDIRIAN TERUS DIRUMAH ITU NAMANYA LAKI-LAKI SHALEHAH"
Malas sholat berjamaah juga ciri orang munafik.

6.Membuang Waktu
Orang munafik juga mengakhirkan sholat ashar hingga matahari akan terbenam.

7. Terlalu cepat
“Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman yaitu mereka yang khusyu' di dalam shalat mereka” (QS.A1-Mu'minun 1-2)
Ini yang paling kelihatan. Orang munafik sholat dengan sangat cepat dan tidak tuma'ninah. Sholat itu haruskhusyuk dan diresapi. Jangan terburu-buru. 

7 Ciri Sholat Orang Yang Munafik

Ternyata bukan hanya pegawai yang pensiun, preman pun juga bisa pensiun. Seperti salah satu tayangan televisi yang menurut saya masih yang terbaik selama ini yaitu "Preman Pensiun". Dari para Preman Pensiun itu ternyata banyak petuah bijak yang bisa kita dapatkan. 


Pada artikel kali ini saya akan memberikan beberapa kalimat bijak dari Preman Pensiun. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat sekaligus semangat bagi segenap sahabat pembaca. Selamat membaca!

Preman pun tetap harus menghormati seorang wanita. Pantang bagi seorang preman pensiun untuk melukai wanita. Wanita harus dijaga dan dihormati. Dilindungi dan ditinggikan derajatnya.

Preman pun bisa romantis. Lihat saja nasehat bijak Kang Bahar di atas. Romantis abis dan sangat cocok buat pasangan kamu. Yang masih jomblo jangan baper, semoga lekas menemukan tulang rusuknya.

"Di bawah pemimpin yang baik, emak buah bodoh pun ada gunanya. Tapi di bawah pemimpin yang bodoh, pasukan terbaik pun kocar-kacir"...KANG KOMAR

Kang Komar memang terlihat konyol tapi kalau sudah baca salah satu Quote dari Preman kocak satu ini, terlihatlah sisi dewasanya. Cocok banget buat kamu yang punya cita-cita jadi pemimpin.

“Kamu kalo senyum langan terlalu manis, kasian saya nanti tergoda”...
Kalau yang ini gombalan maut ala Uyan. Gombalan sederhana namun tepat sasaran. Dijamin gebetanmu bakal klepek-klepek dengar gombalan di atas. Mau coba? Buktikan saja. Semoga berhasil! 


"Sabar Atuh Biar disayang Allah"


Buat bonus saya kasih Quote dari pemeran cantik di Preman Pensiun. Yuk sabar biar disayang Allah. Semoga Allah selalu memberi kesabaran dan ketenangan dalam hidup kita.Aamin.
Itulah beberapa kalimat bijak dari Para Preman Pensiun. Semoga artikel di atas dapat memberikan semangat baru bagi segenap sahabat pembaca. Jangan lelah berbuat baik.

Nasehat Bijak Para Preman Pensiun, Lucu tapi Penuh Makna.

"Sebelum merubah orang lain, apalagi mengubah dunia, jauh lebih baik jikalau kita mampu merubah diri sendiri terlebih dahulu. Dan pastinya sudah menjadi sebuah harapan bagi setiap orang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya".


Namun realita hidup membuat seseorang kadang lupa dengan perubahan yang ingin dia capai. Dan semoga beberapa quote ini dapat menjadi nasehat dan dorongan bagi kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

1 .Jangan takut miskin.

Takut akan kemiskinan kadang kala membuat seseorang kalut dan mejadi takut menghadapi hari ke depannya. Dan harus kita sadari bahwasanya kita hanyalah seorang hamba dari sang pencipta yang maha kaya. Jadi dekatkan selalu diri kepada sang pencipta.

2.Selalu berlapang hati

Berlapang hati berarti menerima dengan sepenuh hati apa yang telah menjadi ketetapan Allah.

3.Jangan terjebak dalam kemewahan dunia

"BANYAK MANUSIA TERGILA-GILA KEPADA DUNIA, NAMUN TIDAK KEPADA PEMILIK DUNIA"

Tidak jarang kemewahan dunia membuat seseorang menjadi tergila-gila, bahkan dalam pikirannya hanya ada uang saja. Alangkah lebih baiknya lagi jikalau pikirannya itu kepada sang pemilik dunia.

4.Jangan malas berbagi

"BANYAK SEDIKIT REZEKI TAK ADA ALASAN MALAS BERBAGI"
Dengan berbagi, secara tidak langsung kita sudah melakukan perbaikan yang hebat untuk kepribadian kita. Bagaimana tidak, karena dibalik rezeki kita, juga ada rezeki orang lain.

5.Perbanyaklah bersyukur

"Ketika kamu mendapatkan sedikit, kamu menginginkan Iebih.Ketika kamu mendapatkan lebih, kamu menginginkan yang lebih banyak lagi,Namun ketika kamu kehilangan nya kamu menyedari bahwa sedikit saja ternyata sudah sangat cukup".

Kita harus sadar bahwasanya kita itu jarang sekali bersyukur, seperti halnya tatkala kita mendapatkan sesuatu dan kita justru malah menginginkan yang lebih banyak lagi. Sedangkan tatkala kita kehilangan semuanya, kita mulai sadar, bahwa sedikit saja sudah sangat cukup.

6.Jadilah pribadi yang ikhlas

"Naik TANGGA Berpuluh tingkat,sampai atas, kunci bilik tertinggal Beramal BERPULUH tahun, sampai akhirat, ikhlas tertinggal sia-sia".

Pribadi yang ikhlas adalah pribadi yang mampu merelakan apa saja yang telah hilang di hidupnya.

7.Jangan malu menjadi tua, dan Jangan bangga masih muda.

"Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang" [HR.Bukhari. no.5933]
"JANGAN MALU MENJADI TUA, TOH KITA PERNAH MERASAKAN MUDA.DAN JANGAN BANGGA KARENA MASIH MUDA. KARENA BELUM TENTU KALIAN MERASAKAN TUA".


Demikianlah Sobat bloggers,semoga dapat menjadi motivasi bagi sobat sekalian untuk perubahan dan perbaikan diri ke arah yang lebih baik lagi, sekian dan terimakasih.


7 Nasehat Diri yang Bakal Memotivasimu Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

Buya Hamka: Jangan Hidup Seperti Babi dan Kera



Kebetulan  kita akan membahas adalah sosok Buya Hamka. Beliau adalah salah satu sastrawan yang disegani tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Karya-karyanya begitu apik dan memberikan hikmah yang mendalam.

Dalam salah satu sesi tanya jawab, ada seorang peserta yang bertanya: Apa maksud dari kalimat Buya Hamka "Jika hidup hanya sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Jika bekerja hanya sekedar bekerja, kera juga bekerja?"

Kalimat di atas adalah kalimat yang sejatinya sederhana namun penuh makna. Nah, pada artikel kali ini akan mengupas apa makna di balik kalimat itu dan seperti apa kasus yang terkait di kehidupan sehari-hari manusia dengan kalimat tersebut? Selamat membaca!

Sebagai manusia yang sekaligus mahluk sosial dan mahluk ber-Tuhan, tentu kehidupan ini bukanlah semata hanya soal bertahan hidup saja. Jika sahabat pembaca memperhatikan Babi di hutan, yang dilakukan hanyalah sebatas bertahan hidup. Makan, minum, tidur, begitu seterusnya.

Apakah kita mau hanya hidup selayak Babi hutan yang hanya makan, minum dan tidur saja? Dari segi keTuhanan, terlepas apapun agamanya tentu setiap manusia mempunyai tanggungjawab untuk beribadah kepada Tuhan yang diyakininya. Sedangkan sebagai mahluk sosial, manusia memiliki kewajiban untuk berinteraksi dengan orang lain. Begitulah kira-kira maksud dari "Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup."

Sahabat pembaca pernah melihat kera? Kera adalah salah satu binatang yang paling menyerupai manusia. Tapi tahukah sahabat pembaca bahwa kadangkala Kera dijadikan pekerja? Misalkan di beberapa daerah Kera digunakan dalam pertunjukkan sirkus, diajari untuk membantu memetik kelapa atau dididik untuk bisa memberikan hiburan lewat topeng Monyet.

Segala aktifitas pekerjaan Kera tersebut hanyalah bekerja saja. Dalam artian ia hanya melakukan pekerjaan yang disuruhkan oleh tuannya. Jika manusia meniru apa yang dilakukan oleh Kera, yaitu hanya bekerja ketika diminta bekerja, tentu hal tersebut sangat tidak baik.

Dalam bekerja seharusnya tidak harus menunggu perintah atasan. Lakukanlah pekerjaan secepat dan sebaik mungkin. Jangan sampai bekerja hanya sekedar bekerja saja. Bekerja harus menggunakan etika dan estetika. Bagaimana seandainya sahabat pembaca diminta atasan untuk menyelewengkan dana perusahaan?

Jika sahabat pembaca mengiyakan hal di atas, berarti sama saja seperti Kera sebab selalu menurut atasan meskipun tahu yang disuruh adalah sesuatu yang tidak baik. Oleh sebab itulah dalam bekerja harus diikuti dengan etika dan estetika, di mana tetap berpedoman pada keyakinan atas agama dan Tuhan. Admin yakin tidak ada agama yang memperbolehkan pengikutnya bekerja dengan cara yang tidak baik.

Nah itulah sedikit retieksi diri dari kalimat Buya Hamka. Semoga dapat memberikan pencerahan bagi kehidupan kita. Jangan sampai hidup sebatas hidup dan bekerja sebatas bekerja.



Buya Hamka: Jangan Hidup Seperti Babi dan Kera

Inilah 3 Perbedaan Orang Sukses dan Orang Gagal




Ternyata ada perbedaan dalam cara berpikir antara orang sukses dan orang gagal. Inilah 3 perbedaan antara orang sukses dan orang gagal. Kita termasuk yang mana? Yuk kita cek mulai dari sekarang.

Orang sukses selalu berpikir jangka panjang. Orang sukses dalam bertindak akan memikirkan resiko apa yang terjadi untuk kedepannya. Namun, orang gagal kebanyakan berpikir jangka pendek, dan biasanya bertindak tergesagesa tanpa memikirkan resiko kedepannya.

Bagi orang sukses, untuk mencapai sebuah kesuksesan membutuhkan banyak kerja keras, karena kesuksesan tidak bisa diraih dengan bersantai ria tanpa melakukan tindakan apa-apa. Namun, bagi orang yang gagal, dalam meraih sebuah kesuksesan cukup berpikir bahwa kesuksesan bisa diraih karena faktor keberuntungan.


Dalam menghadapi masalah, orang sukses akan bertindak untuk mengambil tanggung jawab dari sebuah permasalahan, sedangkan orang gagal dalam menghadapi masalah akan menyalahkan orang lain dan lari dari masalah.

Inilah 3 Perbedaan Orang Sukses dan Orang Gagal!

pada harta-harta mereka terdapat hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (QS. Az Zariyat: 19) 

Salah satu konsep penting dalam sistem ekonomi Islam dengan ekonomi lainnya adalah prinsip persaudaraan (ukhuwwah). Prinsip ukhuwah adalah adalah salah satu prinsip yang terdapat dalam Alquran dan dilakoni oleh Nabi Muhammad SAW sebagai uswah hasanah bagi umat manusia. Prinsip penting ini tidak hanya digunakan sebagai landasan dalam transaksi bisnis namun juga sebagai prinsip dalam hukum yang berkaitan dengan ekonomi bahkan sebagai landasan dalam kebijakan ekonomi.

Memerhatikan dan memegang prinsip persaudaraan dalam ekonomi menjadi syarat memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan sebagai tujuan ekonomi, sebaliknya ekonomi yang dibangun tanpanya prinsip persaudaraan akan menyebabkan kesenjangan, ketersingkiran dan kehancuran perekonomian dan pada gilirannya kehancuran peradaban manusia.

Alquran mengafirmasi prinsip persaudaraan sebagai prinsip universal (QS. AI-Baqarah: 103), sebab semua manusia adalah berasal dari satu nenek moyang yakni Adam dan Hawa (QS. An-Nisa: 1). Selanjutnya, Alquran mengajarkan prinsip persaudaraan bukanlah sesuatu yang bersifat sukarela dimana pelaksanaanya tergantung kesukarelaan seseorang untuk melakukannya, namun persaudaraan menjadi persoalan hak dan kewajiban dimana seseorang wajib melakukannya dan pada saat yang sama berhak memperolehnya. Dengan demikian, rasa bersaudara terhadap orang miskin bukan hanya dengan memberikan sesuatu sesuai kebutuhan atau kemauan seseorang namun adalah kewajiban bagi seseorang yang termasuk dalam kriteria, pada harta-harta mereka terdapat hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (QS. Az Zariyat: 19). Jelas, ayat tersebut menyatakan pada harta kita terdapat hak orang miskin, karena hak mereka, maka menjadi kewajiban bagi orang yang punya harta untuk memberikannya.

Ayat di atas tidak hanya dalam lingkup kebajikan seseorang untuk membantu masyarakat miskin namun juga menjadi landasan dalam membuat kebijakan ekonomi yang berdasarkan keadilan (economic policy based on justice). Kebijakan ekonomi seyogyanya memperhatikan ketidakadilan ekonomi dimana sebagian masyarakat terpinggirkan disebabkan tidak memperoleh akses terhadap ekonomi yang menyebabkan kemiskinan yang pada gilirannya menyebabkan terjadinya penyakit sosial.

Pesan untuk memerhatikan kaum lemah jelas terdapat dalam Alquran: Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik Iaki-Iaki, wanitawanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: Ya Tuhan kami, keluarkan/ah kami dari negeri ini (Makkah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau (QS. An-Nisa: 75). Dalam konteks inilah konsep persaudaraan harus menjadi dasar membuat kebijakan ekonomi yang memihak terhadap kaum marginal (vulnarable group).

Secara khusus, Alquran memperkenalkan konsep persaudaraan eksklusif bagi orang yang beriman yang biasa disebut dengan ukhuwah Islamiyah (QS. AI-Hujurat 11). Menariknya, ayat di atas dan lanjutan ayat berikutnya bukanlah memperkenalkan persaudaraan yang fanatis buta karena hanya satu iman, namun, ayat tersebut memperkenalkan prinsip persaudaraan berdasarkan kriteriakriteria yang bersifat humanis. Alquran memberikan prinsip persaudaran dibangun berdasarkan berdasarkan perdamaian dengan berusaha menyatukan elemen masyarakat, persaudaraan yang berdasarkan persamaan dengan tidak menganggap rendah apalagi mencela pihak lain serta tidak berprasangka buruk apalagi memberikan label buruk kepada pihak lain (QS. Al-Hujurat: 10-12).

Sampai disini, ekonomi Islam telah mengena|kan prinsipprinsip persaingan yang sehat dalam berbisnis (fair competition principles). Lebih tegas, motif ekonomi dalam Islam berdasarkan persaudaraan bukan persaingan yang tidak sehat dimana satu pihak menginginkan keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan kerugian bahkan meminggirkan pihak lain dengan berbagai praktek bisnis kotor seperti praktek monopoli, kartel, curang, penyalahgunaan posisi dominan (abuse ofdominant position) dan seterusnya. Alquran memerintahkan untuk saling tolong menolong dalam ekonomi dan sosial berdasarkan kebaikan dan takwa (QS. AI-Maidah: 2) yakni saling tolong menolong dalam konteks kemanusiaan berdasarkan akhlak mulia untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan (falah).

Sampai disini, prinsip persaudaraan ekonomi yang dimaksud tidak hanya eksklusif kepada umat Islam tetapi juga manusia secara umum untuk kebaikan dan kepentingan bersama berdasarkan keadilan ekonomi. Dengan demikian, ekonomi yang berdasarkan persaudaraan tidak berarti membenci agama lain apalagi etnis tertentu. Tidak berhenti sampai disitu, poin penting yang harus digarisbawahi adalah, persaudaraan yang diejawantahkan dengan saling tolong menolong (ta'awun) adalah dalam rangka mewujudkan ekonomi yang berkeadilan. Kalimat "birr" dan “taqwa” menurut hemat penulis dapat berarti keadilan, dalam konteks ekonomi adalah keadilan ekonomi. Mengapa? Ketidakadilan ekonomilah melahirkan ketimpangan ekonomi, kesenjangan sosial, kebodohan dan sederet penyakit sosial lainnya.

Dalam konteks ekonomi Indonesia saat ini, persaudaraan ekonomi umat Islam menjadi penting dan harus menemukan momentumnya dalam rangka menuntut keadilan ekonomi dimana "kue ekonomi" hanya dikuasai oleh orang-orang tertentu dan pada saat yang sama kemiskinan, kemelaratan dirasakan oleh masyarakat dimana umat Islam sebagian besar di dalamnya. Karenanya, umat Islam Indonesia yang merupakan pemegang saham utama dalam pendirian negara ini menginginkan persatuan bangsa yang saat ini tidak mencerminkan kesejahteraan dalam bidang ekonomi dan sosial.

Alquran memerintahkan untuk menjaga persatuan dengan menjaga persaudaraan (QS. AI-Imran: 103), sebab dengan persaudaraan akan menyatukan dan memererat hubungan masyarakat dan ekonomi secara berkelanjutan. Persaudaraan akan menciptakan prilaku yang menempatkan keuntungan ekonomi secara merata dengan cara menciptaan kesejahteraan bagi yang lain dan menciptakan iklim persaingan sehat dan stabilitas dalam bebangsa dan bernegara sehingga menciptakan peradaban sebuah bangsa.

Hal inilah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. sebagai pemimpin agama dan negara pasca persitiwa hijrah dari Mekah ke Madinah dalam membentuk sebuah peradaban. Fondasi awal yang ditapak umat Islam adalah membangun persaudaraan diantara para sahabat muhajirin dan anshor.

Persaudaraan dilanjutkan dengan membangun kekuatan ekonomi melalui aktivitas ekonomi di pasar. Kaum Anshar dengan penuh persaudaraan menyambut kaum muhajirin dengan tidak memandang mereka sebagai tamu apalagi warga kelas dua (second class). Persaudaraan agama secara bersamaan menjadi persaudaraan ekonomi sebagaimana dapat yang ditunjukkan oleh kaum Anshor dengan memberikan akses ekonomi di pasar serta memberikan pinjaman modal kepada kaum muhajirin untuk memulai perdagangan. Jelaslah bahwa keberhasilan bisnis kaum muhajirin seperti Abdurrahman bin 'Auf, Utsman bin Affan adalah buah dari persaudaraan dengan kaum Anshar.

Sampai di sini, sebagaimana disebutkan Ahmad Anis dalam “Brotherhood" bahwa persaudaraan, selain menciptakan persaingan yang sehat di pasar, juga menjadikan perdagangan menjadi satu kesatuan di dalam masyarakat muslim dan negara "....trading and commerce are encouraged in a Muslim society and state" (Anis Ahmad: Encyclopaedia Islamic Economics: 2009). Kondisi inilah yang terdapat dalam sejarah peradaban Islam dimana kota-kota saat itu tidak hanya sebagai pusat keagamaan dan intelektual namun juga sebagai pusat perdagangan (center of trade) sebut saja semisal kota Baghdad, Istambul, Cordova, Kairo dan sebagainya. Wallahu'alam.




Ekonomi Ukhuwah Dan Peradaban Islam

Suatu hari nanti (di Akhirat) akan Kami kumpulkan semua manusia bersama pemimpin mereka (QS Al Isra': 71 ).

Rakyat dan pemerintah tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bernegara demikian halnya Ulama dan umat tidak dapat dipisahkan dalam dinamika kehidupan bernegara dan beragama. Begitu juga relasi antara ulama dan pemerintah, sejatinya seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan sesuai makna yang dikandung oleh kalimat 'ulul amri', yaitu zua'ma/pemerintah dan ulama. Seyogyanya zu'ama dan ulama harus bergandengan tangan dalam mewujudkan cita-cita negeri menuju 'baldatun toyyibatun warobbun ghofur/negeri yang sejahtera penuh keampunan.

Ulama yang saya dalam artian yang sederhana yaitu orang yang memliki rasa takut kepada Allah dan memiliki rasa tanggung jawab sosial dan ada rasa kepedulian terhadap lingkungan. Banyak sedikitnya mereka akan menjadi panutan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Paling tidak dalam kaitan dalam urusan Pilkada mereka menjadi tempat bertanya siapa yang layak dipilih menjadi pemimpin dalam perspektif agama.

Ulama berperan penting mengarahkan umatnya,jamaahnya, bagaimana kriteria pemimpin yang akan mereka pilih. Karena mereka tidak mau seperti memilih kucing dalam karung. Sewajarnya para ulama mengarahkan umat untuk memilih  pemimpin yang memilki kriteria kepemimpinan Rasulullah SAW.

Selanjutnya para ulamapun berjuang tidak karena mendapat titipan, upah atau menjadi anggota tim sukses dari kandidat pemimpin dan bukan pula karena wanipiro dan janji mendapat jabatan tertentu. Semua dilakukan atas dasar tugas dan kewajiban mengarahkan umat kepada jalan yang benar. Karena memilih pemimipin (Imam) salah satu ajaran yang hampir mendekati kewajiban individual (fardhu a'in) yang tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

Sebab itu adalah menjadi kewajiban bagi para ulama dan para ustadz mengarahkan umatnya untuk memilih pemimpin yang tidak bertentangan dengan keyakinan dan hati nuraninya. Karena pemimpin yang dipilih di Dunia ini akan menjadi pemimpin juga kelak di Akhirat.

Firman Allah SWT yang menjelaskan pemimpin di Dunia juga pemimpin di Akhirat. Allah SWT berfirman: suatu hari nanti (d Akhirat) akan Kami kumpulkan semua manusia bersama pemimpin mereka (QS Al Isra': 71 ).
 Lebih dari itu, bukan sekedar dipimpin orang soleh di Dunia Akhirat, umat Islam dianjurkan untuk berdoa menjadi pemimpin orang yang bertakwa;Ya Tuhan kami berikanlah kepada kami pasangan pasangan hidup kami dan anak keturunan kami menjadi tambatan hati kami dan jadikanlah kami menjadi pemimpin orang orang saleh (QS.Al Furqan: 74)

Salah satu kriteria kepemimpinan Rasul SAW adalah; memperlakukan orang asing, kawan dan lawan, orang kaya dan orang miskin, orang kuat dan orang lemah, dengan cara yang adil. Beliau dicintai oleh rakyat jelata kerena menerima mereka dengan kebaikan hati, dan mendengarkan keluhan keluhan mereka. Ketika Beliau memiliki kekuasaan yang sangat besar, tetap sederhana dalam sikapnya dan penampilan, sama dalam keadaan senang dan sengsara.

Kepemimpinan yang baik ditunjukkan oleh kematangan emosi, ketenangan dan perhitungan dalam bertindak, kebijaksanaan dalam bersikap, dan memahami keadaan orang lain, penjagaan kata-kata dan tingkah laku agar tidak meyakitkan orang lain. Allah SWT telah menegaskan: adapun hamba-hamba Tuhan yang Mahapenyayang itu adalah orang yang berjalan di atas Bumi dengan rendah hati dan apabila oarang orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina) mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan (QS.AI Furqan: 63).

Dalam sejarah memilih pemimpin didapat dilakukan dengan metode ber bai'at, bisa dengan berjabat tangan, bisa dengan berikrar di hadapan pemimipin. Rasulllulah SAW bersabda: siapa-siapa yang mati mengakhiri kehidupan ini sedangkan dipundaknya tidak ada berbi'at kepada pemimpin maka mati nya dikategorikan kepada matijahi/iyah (mati tidak ada pemimpin).

Sebab itu dalam sejarah kepemimpinan menggantikan kepemimpinan Rasululllah SAW sesaat setelah wafat Beliau langsung diambil tindakan pemilihan khalifah dengan melakukan musyawarah di Tsaqifah Bani Sai'dah. Sampaisampai pemakaman jasad Rasulullah SAW ditangguhkan sampai tiga hari dari hari wafatnya.
Semua itu dilakukan karena pentingnya seorang pemimpin dalam satu masyarakat, karena para sahabat Nabi muhammad SAW pada masa itu sepakat memandang pentingnya seorang pemimipin. Karena apabila wafat seorang pemimpin tidak boleh vakum dari kepemimpinan. Lagi pula mereka menempatkan kewajiban memilih pemimpin di posisikan pada skala prioritas lebih dari fardhu kifayah. Sedemikian pentingnya, mereka memandang suatu kepemimpin untuk mengarahkan sampai ke tujuan, dan peran penting itu ada di tangan para ulama dan umat. Walllahu'alamu bishshawab.

PERAN ULAMA DAN UMMAT DALAM PEMILU

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezeki kan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (QS. aI-Maaidah/5: 88) 

Sudah sejak awal tasawuf bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrubila Allah), sekaligus menjelaskan darimana kita berasal dan kemana kita akan kembali. Dengan demikian tasawuf memberi arah dalam hidup ini. Dari ajaran para SUfI, difahami manusia bukan hanya makhluk fusik, tetapi juga makhluk spiritual, sehingga kita akan lebih bijak dan seimbang memperlakukan diri kita, dengan memperhatikan kesejahteraan, kebersihan dan kesehatan jiwa.

Dalam menjawab problema psikologis, tasawuf mengajarkan hidup bahagia. Hidup bahagia haruslah hidup sehat, karena orang yang tidak sehat mungkin tidak bahagia. Hidup sehat meliputi fisik dan jiwa. Beberapa upaya hidup sehat dan bahagia itu disimpulkan dalam 10 G.

Pertama, giatkan amal ibadah, seperti shalat berjamaah di masjid, dhuha, tahajjud, puasa Senin dan Kamis, mengikuti majlis ta'lim, tadarus dan tadabbur Alquran.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (QS. adz-Dzariyaat/51: 56).
 Shalat selain untuk beribadah ataupun melatih jiwa juga terdiri atas beberapa posisi tubuh yang berdampak positif bagi kesehatan. Misalnya sujud, lutut yang membentuk sudut yang tepat memungkinkan otot-otot perut berkembang dan mencegah timbulnya timbunan lemak (kegemukan) di bagian tengah, menambah aliran darah ke bagian atas tubuh terutama kepala (termasuk mata, telinga dan hidung) dan juga paru-paru.

Kedua, gaya hidup sehat (tidak merokok, hindari minuman keras dan Narkoba).
...Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan... (QS. aI-Baqarah/2: 195) 

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan Setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan (QS. al-Maidah/5: 90-91). 

Ketiga, gizi yang halal dan baik (halalan thayyiban), berimbang serta kurangi 3G (Gula, Garam dan Gurih/Iemak) berlebihan, banyak makan buah dan sayur.
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya (QS. 'Abasa/80: 24), 
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (QS. aI-Maaidah/5: 88).
Makanan minum harus sehat dan halal karena yang tidak sehat dapat menimbulkan penyakit, yang haram dapat mendorong pembentukan karakter buruk. Selain sehat dan halal, dalam tasawuf makanan dianjurkan banyak sayuran dan buah, sebaiknya tidak terlalu banyak daging, karena daging dapat membentuk karakter yang keras. Padahal kita dianjurkan bersikap lemah lembut kepada sesama makhluk lainnya.

Keempat, gerak badan, teratur dan terukur sesuai kondisi badan dan usia. Rasulullah SAW bersabda: Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai dari pada Mukmin yang lemah. Dan pada masing-masingnya terdapat kebaikan. Bersemangatlah terhadap perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan ianganlah engkau bersikap lemah (HR. Muslim). Rasulullah SAW gemar olahraga terutama olahraga ketangkasan, konsentrasi dan pengolahan kekuatan fisik yaitu berkuda, memanah dan berenang.

Dari Jabir bin Abdillah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda "Segala sesuatu yang tidak mengandung dzikrullah padanya maka itu adalah kesia-siaan dan main-main kecuali empat perkara: yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah dan mengajarkan renang" (HR. an-Nasai). Rasulullah SAW juga dikenal memiliki kebiasaan berjalan kaki, menganjurkan umatnya berjalan kaki dari dan ke masjid. Perjalanan ke masjid setiap hari pada waktu tertentu untuk shalat cukup untuk melatih tubuh, terutama tulang persendian, otot tubuh, dan perangkat tubuh lainnya.

 Kebiasaan jalan kaki juga dapat meningkatkan fungsi jantung, menjaga kesehatan jantung, dan menurunkan kadar kolesterol tubuh, serta menurunkan tekanan darah, melancarkan pencernaan, dan banyak faedah lainnya.

Kelima, genapkan tidur 7-8 jam per hari. Dan karena rahmat Nya, Diajadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya (QS. aI-Qashash/28: 73).
 Dalam perkembangan ilmu medis menyebutkan, salah satu cara paling efektif menjaga kesehatan adalah tidur (istirahat) cukup. Sesuai hadis diriwayatkan Abu Barzah AI Aslami ra: Rasulullah SAW membenci tidur malam sebelum (shalat isya) dan berbincang-bincang ( yang tidak bermanfaat) setelahnya (begadang) (HR. Bukhari Dan Muslim).

Dalam sebuah penelitian disebutkan malam hari setelah Isya' sampai sepertiga akhir malam adalah saat tubuh melakukan proses pembuangan zat-zat tidak berguna dan beracun (detoxin) di bagian sistem antibodi, bagian hati, dan empedu. Waktu-waktu seperti ini harus dilalui dalam kondisi tenang atau tidur. Bila saat itu seorang masih beraktivitas maka dapat berdampak negatif bagi kesehatan dan kerusakan pada hati. Malam hari merupakan nikmat Allah SWT yang harus kita syukuri dengan memanfaatkannya istirahat di awal malam, dan menjadikannya sebagai terapi dari seluruh penyakit. Kemudian kita lanjutkan dengan bangun di akhir malam, sebagai awal aktivitas kita pagi harinya.

Keenam, gaul, silaturrahim dengan keluarga dan sahabat, tidak hanya berdiam diri dalam kesunyian di rumah.
...Dan (peliharalah) hubungan shilaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (QS. an-Nisaa'/4: 1).
Rasulullah SAW ditanya Sahabat, "Wahai Rasulullah kabarkanlah kepadaku amal yang dapat memasukkan akan ke Surga". Rasulullah SAW menjawab; “Engkau menyembah Allah [angan menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu, engkau dirikan shalat, tunaikan zakat dan engkau menyambung shilaturrahim" (HR. Bukhari).

Ketujuh, give (memberi) sesuatu bermanfaat bagi orang lain. Dari Ibnu Umar, seorang lelaki mendatangi Nabi SAW dan berkata, 'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah? Dan amal apakah yang paling dicintai Allah SWT? Rasulullah SAW menjawab: "Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan ke dalam diri seorang Muslimat engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi hutang atau menghilangkan kelaparan (HR. Thabrani). ...dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan” (QS. ath-Thalaq/65: 7).

Kedelapan, gelisah, galau, merana, akan terhindar dengan menata hidup, menata hati dengan zikrullah, selalu bersyukur dan sabar, tidak banyak berkeluh-kesah dan selalu berpikir positif. ( Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati AIIah-Iah hati menjadi tenteram (QS. arRa'd/13: 28). 
Zikir berarti mengingat, menyebut atau mengagungkan Allah dengan mengulang-ngulang salah satu namanya atau kalimat keagungan-Nya. Dengan zikir, pikiran dan perasaan tenang.

Kesembilan, galakkan hobi seperti rekreasi, memancing, memasak, pelihara bunga, dan lainnya. Dan di Bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin.

 Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan? (QS. adz-Dzariyaat/51: 20-21). 

karena itu berjalanlah kamu di muka Bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)" (QS. ali imran/3: 137)

 Kesepuluh, gairahkan hidup harmonis dengan pasangan dan keluarga besar, saling menyayangi, mencintai, dan perhatian.

Ya Tuhan Kami, anugerahkan/ah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan Jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa" (QS. al-Furqan/25: 74). 

HUBUNGAN TASAWUF DAN KESEHATAN

Kosa kata wani piro (berani berapa) begitu populer di kalangan masyarakat apalagi menjelang pilkada, pilgub dan pilpres. Kosa kata ini pada dasarnya sebenarnya bukan bahasa politik, dan bukan bahasa jual beli suara. Tetapi biasanya penggunaannya dalam persoalan jual beli dan dunia pelelangan.

Sudah menjadi karakter suatu bahasa memiliki perkembangan dan hidup mengikut bahasa sosial dan lama kelamaan seakan menjadi sebuah terminologi. Akhirnya menjadi lumrah digunakan masyarakat awam dan agen politik untuk transaksi merekrut suara memilih Paslon tertentu.

Dalam bahasa iklan bisnis wani piro tujuannya untuk menarik konsumen agar teringat dengan produk yang ditawarkan dan terpikat membelinya. Kosekuensi hukumnya dalam dunia bisnis tidak ada larangan atau dibolehkan, karena tidak ada transaksional apapun, hanya sekedar propaganda.

Sedangkan wanipiro dalam politik adalah praktek memengaruhi orang lain dengan tawar menawar untuk menarik aspirasi seseorang. Bila tawaran lebih rendah, boleh jadi pilihan akan pindah kepada yang lebih tinggi. Dalam hal ini pemilih tidak punya pilihan selain siapa yang lebih banyak memberi dan akhirnya kehidupan berdemokrasi hanya sebatas retorika. Apakah dapat disamakan wani piro dengan money politics/politik uang?Atau dapat dikategorikan kepada cost politics/pembiayaan politik? Pada dasarnya tujuan dari politik uang dan wanipiro adalah sama, yaitu memberikan uang atau seumpamanya dalam upaya memengaruhi aspirasi seseorang atau kelompok. Akibat dari pemberian itu akan membuat orang yang menerima uang menjadi tidak objektif dalam memiIih calon pemimpinnya.

Seandainya dengan pemberian uang atau seumpama berupa hadiah, cendramata dan lainnya, tidak membuat si penerima uang terpengaruh aspirasinya untuk berpaling kepada Paslon yang tidak seakidah, malah termotivasi dari hasrat Golput untuk memilih secara objektif, menurut saya, praktek seperti ini dapat dikatakan sebagai cost politics. Karena memberikan hadiah untuk memotivasi orang lain mengerjakan kewajibannya dan menunaikan haknya dianjurkan dalam Islam.

Sedangkan perbuatan yang dilarang adalah mengeluarkan pembiayaan untuk membatalkan hak orang lain atau mengambil yang bukan haknya. Transasi ini dapat digolongkan risywah/suap, karena suap adalah sesuatu yang diberikan guna membatalkan yang benar atau membenarkan yang salah. Atau dengan defenisi lain, suapjuga diartikan sesuatu yang diberikan kepada seseorang hakim atau yang lainya agar memberi hukum menurut kehendak orang yang memberikan sesuatu.


Allah SWT berfirman: Sesungguhnya orang-orang kafir itu membelanjakan hartanya untuk menghalangi orang orang ke jalan Allah, dan mereka terus akan mengeluarkan hartanya dan mereka akan mengalami kerugian yang besar, kemudian mereka akan dikalahkan (QS Anfal: 36) 

Pada prinsipnya Islam menganjurkan untuk mengeluarkan sebagian harta kapada orang lain, siapa saja, baik yang meminta atau orang yang tidak meminta. Sama ada pemberian itu berupa sedekah, infak atau hadiah, dan lainlain. Apalagi yang namanya hadiah sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW Tahaaaddu tahaabbu/salinglah kamu memberi hadiah kamu akan saling menyayangi (al hadis).

Dalam hal imbalan pahala tergantung niat si pemberi. Jika niatnya semata karena Allah, untuk memberi sedekah, infak hadiah dsb, dia akan mendapat pahala yang berlipatganda.

Tetapi jika seseorang memberi sesuatu ada niat selain itu, seperti niat memengaruhi aspirasi seseorang untuk memilih calon tertentu, atau pemberian itu bertujuan mendapatkan imbalan yang lebih banyak dari si penerima, maka pemberian itu sia-sia.

Allah SWT berflrman: janganlah kamu memberi untuk mengharap imbalan yang lebih banyak lagi (QS.Al Muddatsir: 6).

Bahkan jika pemberian tersebut dapat memengaruhi seseorang untuk memberikan persaksian yang tidak adil, seperti memengaruhi untuk memilih pemimipin yang tidak seakidah, maka pemberian tersebut tidak diragukan lagi keharamannya. Perlu diingat, menyalurkan aspirasi untuk memilih pemimpin sesuai keyakinan dan akidah merupakan persaksian di hadapan Allah SWT. Dan sistim pemilihan langsung sekarang ini dapat digolongkan kepada persaksian kepada Allah SWT, bahwa kita telah memilih pemimpin.

Seorang Muslim tidak boleh enggan memberikan persaksian apabila dipanggil. Allah SWT berfirman: para saksi tidak boleh enggan untuk memberi persaksian apabila dipanggil (QS.AIBaqarah: 283).

Bahkan lebih dari sebuah persaksian memilih pemimpin dengan cara langsung memilih tanda gambar seperti sekarang ini dapat digolongkan kepada bai'at. Siapa siapa yang tidak mengakhiri kehidupan ini sedangkan dia tidak berbi'at kepada pemimpin maka matinya digolongkan kepada matijahiliyah (aI-hadis). Wallahu 'alamu bishshawab.

HUKUM "WANI PIRO" MENURUT ISLAM

Terjadinya pembunuhan dan tindakan kriminal kepada tokoh agama, dan pelakunya dianggap gila. Analisis penulis dia bukan gila dalam pandangan medis, tapi emosinya dipermainkan, mungkin ada orang lain yang sudah terlatih...

Alam bergerak dalam kendali Tuhan. Melalui hukum kausalitas yang diciptakanNya, aturan tersebut dipelajari oleh manusia, maka lahirlah ilmu fisika, astronomi, biologi dan

Ilmu lainya-contoh bahwa alam ini bisa ditundukkan manusia melalui serangkain eksperimen dan penelitian. Kontribusi akal paling dibutuhkan di sini. Melalui hal tersebut lahirlah peradaban dan kecanggihan tekhnologi semakin berkembang.

Begitu leluasa manusia di puncak rantai kehidupan, namun tanpa disadari melahirkan ego ras. Geliat tirani dengan makhluk lain, menebar ketakutan dan kekacauan, menjadi ancaman keberlangsungan bagi ras lain. Secara historis, bahwa perilaku tirani muncul kepada sesuatu yang secara potensi jauh lebih diunggulkan. Seorang raja begitu leluasa melakukan kerusakan manakala didukung oleh kekuasaan. Hal ini juga berlaku pada demensi lain.


Lihatlah Fir'aun memperlakukan Bani Israil yang begitu kasal membunuh anak laki-Iaki mereka. Hitler menjadi sumber ketakukan, terkhusus bagi kaum Yahudi. Pasukan Mongol menjatuhkan dan membunuh umat Islam secara kejam. Ini tanda bahwa tirani datangnya dari golongan atas atau kuat ke golongan bawah atau lemah. Untuk mencegah hal tersebut, jiwa tampil sebagai pihak penenang. Upaya manusia mengenal jiwanya dikuatkan hadirnya Alquran sebagai Kalam Agung. Kehadirannya sebagai pengingat dan pemberi kabar gembira-manusia dihadapkan dua pilihan, sebagai pengikut Setan atau pengikut Nabi. Adanya jiwa, Alquran sebagai pendamping hidup dan para Nabi sebagai tokoh yang diteladani, mengindikasikan bahwa Allah menginginkan manusia kembali kepadaNya dalam keadaan lebih mulia.

Dalam pandangan Islam, kemuliaan tidak bisa didapat dengan cara bertapa atau menyendiri. Atau melepaskan diri dari sekat-sekat masyarakat. Ini bertentangan dengan ajaran Alquran. Adanya kewajiban membayar zakat, berlaku adil, menuntut ilmu, amar maruf nahi munkar, memberi makan fakir miskin, hukum perkawinan dan lain-Iainnya adalah secuil alasan bahwa umat Islam dilahirkan bukan untuk menjadi penyendiri. Apalagi menjadi penonton umat lain. Ditambah karakter agama ini adalah rahmatiI-'alamin. Pemicu terjadinya gerakan massa secara sistematis dan kontinu ke arah tamaddun.

Misi kenabian dan kerasulan mencakup aspek-aspek pembentukan gerakan masyarakat secara bersama. Inilah betapa pentingnya Islam mengajarkan kebaikan agar diperlihatkan kepada orang supaya mampu memicu munculnya gerakan yang sama dari orang lain. Alquran menyebutnya fastbiqul khairat. Begitu komprehensifnya seruan Tuhan dalam Alquran, maka untuk menggali samudera Alfatiha saja sampai sekarang tidak habisnya-habisnya.

Manakala manusia melupakan takdir penciptaannya, maka terlihatlah aib dan cacat mereka. Salah satu sebutan Alquran kepada golongan ini adalah kal an'am. Runtuhnya derajat manusia di antara mahkluknya adalah peristiwa besar memalukan bagi harkat martabat kehidupan. Jika makhluk terbaik direndahkan Allah, maka dampak yang ditimbulkan adalah bertebaran kejahatan kemanusiaan.

Penyakit jiwa bermunculan dan menjangkiti orang lain, tidak mengenal status, agama dan ras. Penilaianpun tidak lagi didasari prestasi membangun Dunia dan menjaga kehidupan Akhiratnya, tetapi lebih bersifat hawa nafsu. Tuhan tidak lagi menjadi sumber spirit tapi lebih kepada tempat Curhat manakala punya masalah. Allah SWT tidak lebih sekedar tempat pelarian, di saat Dunia mulai buas dengannya.

Penulis tidak begitu percaya komitmen kebaikan yang sifatnya revolusioner. Umumnya perubahan itu lebih sering didasari emosi yang berlebihan dan tidak terkontrol. Seseorang yang mempunyai penyakit kronis tiba-tiba menjadi dermawan, pemaaf dan sifat positif lainnya. Bisa jadi hanya karena dia dalam posisi teriepit. Setelah sehat. watak bakhil dan bengisnya kembali terlihat. Atau seseorang yang rajin beribadah dalam penjara karena terkena hukuman korupsi, mencuri, membunuh dan alasan lainnya, lalu dia merubah penampilan, lebih agamis, minta dibawakan Alquran, baju gamis dan asesoris lain. Keluar dari mulutnya "semua kejadian ini adalah musibah dan tabah mengahadapinya”. Sikap emosional seperti ini sering menjadi dinding tabiat sesungguhnya. Tidak dipungkiri ada perubahan tersebut bertahan sepanjang sisa hayat, berarti perubahan tersebut sudah beralih dari sifat emsosional ke perasaan spiritual.

Penulis lebih percaya perubahan yang evolusioner. Karena di dalamnya ada unsur kesadaran dan emosi yang terkontrol. Seseorang yang berubah karena orang lain, apakah suami, istri, teman, pejabat, atau orang lain, apabila terjadi pertikaian kedua belah pihak, maka dampak perlawanan yang ditunjukkan adalah melakukan sesuatu yang tidak disukai. Dalam hal ini kembali perilaku pertama (buruk). Itulah salah satu sebab betapa penting akidah menjadi pondasi utama. Agar semua kebaikan yang dilakukan dilakukan karena Allah SWT.

Kehadiran akal dan emosi dalam menyikapi sesuatu sangat berpengaruh pada kesimpulan yang diambil. Jadi kalau akhirakhir ini terjadinya pembunuhan dan tindakan kriminal lainnya yang ditujukan kepada tokoh agama, dan pelakunya dianggap gila. Analisis penulis dia bukan gila dalam pandangan medis.

tapi emosinya dipermainkan, mungkin ada orang lain yang sudah terlatih dalam hal ini, memanfaatkan kelemahan emosinya untuk kepentingan tertentu lalu dia tidak lagi berpikir resiko yang dihadapi secara akal sehatnya. Perasaannya disentuh dibandingkan akalnya.

Alquran sering berbicara kepada manusia menyentuh perasaan manusia, Seperti orang mati syahid diberi rahmat dan hidup abadi disisi Tuhannya (lihat: QS. Ali Imran 169-17 orang berinfak maka dilipatgandakan pahalanya (Lihat: QS. Albaqarah 261). Surga dan pahala sesuatu yang belum didapat dan dlihat manusia tapi Allah SWT menyuruh umat menyakininya.

Sangat berbahaya sesuatu dilakukan dengan murni menggunakan perasaan. Sebab secara langsung mematikan peran akal dalam merenungkan setiap kejadian. Beragama Islam menggunakan demensi qolbu dan akal secara benar, tujuannya agar pelaksanaan pengamalan agama lebih bersifat realistis. Tidak menghilangkan pijakan obyektivitas. Dengan demikian nilai keilahian yang terkandung dalam kitab suci bisa terimplementasi dalam kehidupan. Dibukanya ruang akal dan dilembutkan jiwa, adalah kombinasi sempurna melihat Islam agama Dunia. Kehadirannya menjawab problematika kehidupan. Wallahu a'lam.

Perseteruan Pikiran & Perasaan Dalam Alquran

Subscribe Our Newsletter