-->

Halaman

    Social Items

Buya Hamka: Jangan Hidup Seperti Babi dan Kera



Kebetulan  kita akan membahas adalah sosok Buya Hamka. Beliau adalah salah satu sastrawan yang disegani tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Karya-karyanya begitu apik dan memberikan hikmah yang mendalam.

Dalam salah satu sesi tanya jawab, ada seorang peserta yang bertanya: Apa maksud dari kalimat Buya Hamka "Jika hidup hanya sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Jika bekerja hanya sekedar bekerja, kera juga bekerja?"

Kalimat di atas adalah kalimat yang sejatinya sederhana namun penuh makna. Nah, pada artikel kali ini akan mengupas apa makna di balik kalimat itu dan seperti apa kasus yang terkait di kehidupan sehari-hari manusia dengan kalimat tersebut? Selamat membaca!

Sebagai manusia yang sekaligus mahluk sosial dan mahluk ber-Tuhan, tentu kehidupan ini bukanlah semata hanya soal bertahan hidup saja. Jika sahabat pembaca memperhatikan Babi di hutan, yang dilakukan hanyalah sebatas bertahan hidup. Makan, minum, tidur, begitu seterusnya.

Apakah kita mau hanya hidup selayak Babi hutan yang hanya makan, minum dan tidur saja? Dari segi keTuhanan, terlepas apapun agamanya tentu setiap manusia mempunyai tanggungjawab untuk beribadah kepada Tuhan yang diyakininya. Sedangkan sebagai mahluk sosial, manusia memiliki kewajiban untuk berinteraksi dengan orang lain. Begitulah kira-kira maksud dari "Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup."

Sahabat pembaca pernah melihat kera? Kera adalah salah satu binatang yang paling menyerupai manusia. Tapi tahukah sahabat pembaca bahwa kadangkala Kera dijadikan pekerja? Misalkan di beberapa daerah Kera digunakan dalam pertunjukkan sirkus, diajari untuk membantu memetik kelapa atau dididik untuk bisa memberikan hiburan lewat topeng Monyet.

Segala aktifitas pekerjaan Kera tersebut hanyalah bekerja saja. Dalam artian ia hanya melakukan pekerjaan yang disuruhkan oleh tuannya. Jika manusia meniru apa yang dilakukan oleh Kera, yaitu hanya bekerja ketika diminta bekerja, tentu hal tersebut sangat tidak baik.

Dalam bekerja seharusnya tidak harus menunggu perintah atasan. Lakukanlah pekerjaan secepat dan sebaik mungkin. Jangan sampai bekerja hanya sekedar bekerja saja. Bekerja harus menggunakan etika dan estetika. Bagaimana seandainya sahabat pembaca diminta atasan untuk menyelewengkan dana perusahaan?

Jika sahabat pembaca mengiyakan hal di atas, berarti sama saja seperti Kera sebab selalu menurut atasan meskipun tahu yang disuruh adalah sesuatu yang tidak baik. Oleh sebab itulah dalam bekerja harus diikuti dengan etika dan estetika, di mana tetap berpedoman pada keyakinan atas agama dan Tuhan. Admin yakin tidak ada agama yang memperbolehkan pengikutnya bekerja dengan cara yang tidak baik.

Nah itulah sedikit retieksi diri dari kalimat Buya Hamka. Semoga dapat memberikan pencerahan bagi kehidupan kita. Jangan sampai hidup sebatas hidup dan bekerja sebatas bekerja.



Buya Hamka: Jangan Hidup Seperti Babi dan Kera

Buya Hamka: Jangan Hidup Seperti Babi dan Kera



Kebetulan  kita akan membahas adalah sosok Buya Hamka. Beliau adalah salah satu sastrawan yang disegani tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Karya-karyanya begitu apik dan memberikan hikmah yang mendalam.

Dalam salah satu sesi tanya jawab, ada seorang peserta yang bertanya: Apa maksud dari kalimat Buya Hamka "Jika hidup hanya sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Jika bekerja hanya sekedar bekerja, kera juga bekerja?"

Kalimat di atas adalah kalimat yang sejatinya sederhana namun penuh makna. Nah, pada artikel kali ini akan mengupas apa makna di balik kalimat itu dan seperti apa kasus yang terkait di kehidupan sehari-hari manusia dengan kalimat tersebut? Selamat membaca!

Sebagai manusia yang sekaligus mahluk sosial dan mahluk ber-Tuhan, tentu kehidupan ini bukanlah semata hanya soal bertahan hidup saja. Jika sahabat pembaca memperhatikan Babi di hutan, yang dilakukan hanyalah sebatas bertahan hidup. Makan, minum, tidur, begitu seterusnya.

Apakah kita mau hanya hidup selayak Babi hutan yang hanya makan, minum dan tidur saja? Dari segi keTuhanan, terlepas apapun agamanya tentu setiap manusia mempunyai tanggungjawab untuk beribadah kepada Tuhan yang diyakininya. Sedangkan sebagai mahluk sosial, manusia memiliki kewajiban untuk berinteraksi dengan orang lain. Begitulah kira-kira maksud dari "Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup."

Sahabat pembaca pernah melihat kera? Kera adalah salah satu binatang yang paling menyerupai manusia. Tapi tahukah sahabat pembaca bahwa kadangkala Kera dijadikan pekerja? Misalkan di beberapa daerah Kera digunakan dalam pertunjukkan sirkus, diajari untuk membantu memetik kelapa atau dididik untuk bisa memberikan hiburan lewat topeng Monyet.

Segala aktifitas pekerjaan Kera tersebut hanyalah bekerja saja. Dalam artian ia hanya melakukan pekerjaan yang disuruhkan oleh tuannya. Jika manusia meniru apa yang dilakukan oleh Kera, yaitu hanya bekerja ketika diminta bekerja, tentu hal tersebut sangat tidak baik.

Dalam bekerja seharusnya tidak harus menunggu perintah atasan. Lakukanlah pekerjaan secepat dan sebaik mungkin. Jangan sampai bekerja hanya sekedar bekerja saja. Bekerja harus menggunakan etika dan estetika. Bagaimana seandainya sahabat pembaca diminta atasan untuk menyelewengkan dana perusahaan?

Jika sahabat pembaca mengiyakan hal di atas, berarti sama saja seperti Kera sebab selalu menurut atasan meskipun tahu yang disuruh adalah sesuatu yang tidak baik. Oleh sebab itulah dalam bekerja harus diikuti dengan etika dan estetika, di mana tetap berpedoman pada keyakinan atas agama dan Tuhan. Admin yakin tidak ada agama yang memperbolehkan pengikutnya bekerja dengan cara yang tidak baik.

Nah itulah sedikit retieksi diri dari kalimat Buya Hamka. Semoga dapat memberikan pencerahan bagi kehidupan kita. Jangan sampai hidup sebatas hidup dan bekerja sebatas bekerja.



Load Comments

Subscribe Our Newsletter