Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka Bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (QS AI-Jumu'ah/62: 9-10).
Sewaktu masih di kampung, setiap hari Jum'at saya kerap mendengar QS AI-Jumu'ah (surah ke 62) khususnya ayat 911dibacakan oleh Bilal. Ayat-ayat ini dilantunkan dengan sangat indah sebelum prosesi Khutbah dan shalat Jumu'at dimulai. Saya tidak tahu dalilnya mengapa ayat itu dibaca d setiap kali hendak shalat Jum'at.
Saya juga tidak ingin mempertanyakannya karena biasanya jawaban yang diberikan sama. "Sejak dulu sudah dibuat oleh atok-atokmu." Dalam bahasa fikihnya disebut taklid. Hemat saya, secara sederhana argumennya adalah karena ayat-ayat itu terdapat pada surah AI-Jumu'ah dan isinya mengingatkan umat Islam laki-laki agar bergegas ke masjid untuk shalat Jum'at.
Tentu saja saya sebagai anak-anak dengan referensi sangat terbatas-kendati mengaji sore di Madrasah Ibtidaiyyah, selanjutnya masuk ke MTsN-tak cukup mampu menggali kandungan ayat yang sangat dalam. Belakangan saya baru tahu ternyata surah AI-Jumu'ah adalah, meminjam istilah Amru Khalid, surah yang meminta ketegasan kita menentukan afiliasi dalam hidup. Seakan ayat itu bertanya, mana barisan, kelompok dan sekutumu? Apakah ketika diseru azan Jum'at, engkau meninggalkan aktivitasmu, seberapapun penting itu demi untuk bisa hadir di masjid untuk shalat Jum'at. Atau engkau memilih menyelesaikan tugasmu dengan 1000 alasan. Tentu saja implikasi dari keputusan memilih afiliasi kepada Allah adalah komitmen untuk mendahulukan Allah dari apapun yang ada di muka Bumi ini.
Sebenarnya surah AI-Jumu'ah bisa dianalisa dengan berbagai pendekatan. Seorang insinyur teknik Sipil misalnya, akan melihat QS AI-Jumu'ah khususnya ayat 9, mengajarkan menata sebuah kota yang indah. Masjid harus diposisikan sebagai titik nol bagi sebuah kota. Ia berada di tengah-tengah kota kendati dalam makna mazaji. Posisi masjid bukan di pinggiran atau di tempat yang sangat strategis. Isyarat ayat yang artinya, jika dipanggil untuk melaksanakan shalat Jum'at, bersegeralah engkau pada panggilan tersebut dan tinggalkanlah jual beli....
Jelas menunjukkan, masjid berada di tengah atau pusat kota sehingga menjadi lokus atau sentra perhatian dan kegiatan. Posisi masjid yang benar dari perencanaan tata kota,]ika dilihat menggunakan kamera dari atas, akan terlihat umat Islam berbondong-bondong menuju satu titik yaitu masjid. Selanjutnya ada isyarat yang sangat kuat bahwa masjid dikelilingi pusat-pusat perbelanjaan atau toko-toko yang menunjukkan sibuknya aktivitas bisnis. Kendatipun para fuqaha mengatakan, penyebutan jual beli pada ayat itu adalah isyarat bahwa aI-ba'i adalah ummu aI-mu'amalat (induknya almu'amalat). Artinya jika telah disebut jual beli maka termasuklah semua jenis aktivitas lainnya seperti petani, pegawai, guru, mesti di tinggalkan.
Bagi penulis, QS Al-Jumu'ah adalah surah yang menegaskan urgensi membangun ekonomi kejama'ahan. Bukan saja ekonomi kejamaahan ini tersirat dari nama surah AI-Jumu'ah yang akar katanya sama dengan jamaah. Tetapi juga kandungan ayatnya yang memberi kesan kuat pentingnya membangun ekonomi kejamaahan. Ada baiknya kita perhatikan ayat Alquran surah AI-Jumu'ah: 9-10.
Kalimat tinggalkan jual beli menunjukkan, aktivitas umat Islam itu umumnya didominasi kegiatan dagang atau aktivitas ekonomi dalam makna lebih luas. Sederhananya di dalamnya ada aktivitas produksi, distribusi dan tentu saja konsumsi. Jika diterjemahkan secara progresif maknanya umat Islam harus menguasai jalur produksi, distribusi dan tentu saja konsumsi. Untuk yang terkahir ini, karena produksinya dikendalikan umat Islam maka konsumennya menjadi tidak terbatas. Bukan saja dari kalangan umat Islam tetapi juga non muslim.
Padatnya aktivitas ekonomi ini berpotensi membuat umat Islam lupa untuk tetap menjagai orientasi dan hubungannya dengan Allah SWT. Bukankah perdagangan itu kerap melalaikan manusia dari mengingat Allah. Karena itulah Allah menegaskan umatnya untuk bersegera meninggalkan aktivitas bisnis manakala diseru azan dan menjadi lebih spesifik pada hari Jum'at, hari di mana seluruh umat Islam berkumpul untuk shalat.
Ada beberapa makna, mengapa panggilan ini menjadi penting dan harus dilaksanakan. Pertama, aktivitas bisnis merupakan aktivitas yang sangat berpotensi untuk menyimpangkan manusia dari nilai-nilai kebenaran. Bisnis langsung menyentuh kebutuhan dasar manusia. Pada saat yang sama, manusia juga merupakan makhluk yang tidak pernah puas dan cukup terhadap harta. Tidaklah mengherankan jika banyak ayat-ayat awal yang menunjukkan sikap serakah manusia, seperti menumpuk-numpuk harta kemudian menghitungnya dan akhirnya menganggap harta itu dapat mengekalkannya di muka bumi ini. (lihat QS AI-Lumazah).
Kedua, shalat sesungguhya media yang sangat efektif untuk menyerap energi Allah SWT. Bisnis adalah kegiatan yang menguras energi besar, bukan saja tenaga tetapi juga pikiran Dari mana energi itu seharusnya diperoleh. Jika energi yang diharapkan bersumber dari Allah SWT maka shalat adalah media yang paling efektif. Jika energi yang ingin digunakan berasal dari Setan, maka abaikanlah perintah Allah SWT. Hal ini sangat relevan jika kita perhatikan ayat sesudahnya yang memerintahkan kita untuk segera bertebaran di muka bumi mencari karunia Allah manakala shalat telah selesai ditegakkan.
Ketiga, aktivitas shalat yang satu dengan shalat lainnya, adalah cara terbaik agar kita tetap berada pada jalan Allah SWT. Saat seseorang merasa dalam pengawasan Allah, maka ia akan berbisnis dengan menjunjung tinggi etika dan moralitas. Dalam sebuah penelitian jelas sekali digambarkan, pedagang yang ingin berhaji dan berusaha mengumpulkan uang cenderung berbisnis dengan benar. Menjunjung tinggi etika bisnis. Tidak ada maisir, gharar, riba dan batil. Ia sadar betul bukan saja karena uangnya akan digunakan pada jalan Allah tetapi juga ia merasa mendapatkan pengawasan Allah SWT. Bisnis tidak boleh mencelakakan, menzalimi atau merugikan orang lain. Bisnis haruslah berbuah kemaslahatan.
Keempat, puncaknya pada shalat Jum'at di mana seluruh pedagang, pengusaha dan pemangku kepentingan berkumpul di masjid untuk shalat. Mereka mengembalikan dirinya ke titik nol, sebagai abdun yang lemah dan tidak berdaya di hadapan Allah SWT. Menyadari kelemahan dan kekhilafan diri untuk selanjutnya bertekad menjadi manusia terbaik. Siapa saja yang selesai shalat merasakan suasana batin yang penuh kedamaian dan ketenteraman.
Komunikasi yang dibangun kepada sesama manusia, setelah seseorang selesai berkomunikasi dengan Allah SWT tentu saia menimbulkan dampak psikologis berbeda. Orang yang sedang berada dalam puncak fitrah, cenderung selalu bertindak benar, senang terhadap keindahan juga terdorong selalu melakukan kebaikan. Bayangkan dalam kondisi batin seperti ini, terjadi komunikasi bisnis di kalangan umat Islam. Dipastikan akan terbangun silaturrahim bisnis yang benar dan tentu saja saling menguntungkan.
Kemestian menegakkan shalat di masjid bukan semata mencari pahala 27 derajat. Lebih dari itu, shalat jamaah sarana membangun jaringan bisnis kuat, baik sektor produksi atau distribusi. Pertemuan antar umat Islam dalam jumlah besar adalah kesempatan berharga untuk membangun jaringan bisnis umat. Muslim yang satu menguatkan yang lain. Sampai di sini kita bisa memahami mengapa ayat berikutnya, Allah SWT memerintahkan umat Islam, bila selesai menunaikan shalat, bertebaran di muka Bumi, mencari karunia Allah dan tetap dalam keadaan zikir. Tentu saja makna bertebaran adalah membangun jaringan bisnis, mencari peluang bisnis baru yang dapat dikembangkan dan mencari rezeki. Dengan demikian, setelah shalat bukan masanya berleha-Ieha, santai dan membuang waktu sehingga tidak produktif. Umat harus menggunakan energi yang ditransfer Allah lewat shalat untuk digunakan haI-hal produktif.
Adalah satu kesalahan besar, manakala selesai shalat, umat kembali menjadi individualis dan mementingkan diri sendiri.