Untuk menjawab pertanyaan tentang manusia, kehidupan dan alam semesta ini, mari kita mulai dengan mengamati segala sesuatu yang kita ketahui secara pasti tentang ketiga hal tersebut di atas. Semua informasi awal yang kita miliki tentang ketiga persoalan di atas, mengungkapkan kepada kita bahwa ketiganya mempunyai
kesamaan dan aturan tertentu yang tidak berubah.
manusia, kehidupan, dan alam semesta bersifat terbatas, bahkan semua hal yang bisa kita indera adalah terbatas. Yang kita maksudkan terbatas adalah bahwa semua itu mempunyai titik permulaan dan akhir, dan tidaktakterbatas. Kita bisa melihat bahwa manusia dilahirkan dan meninggal, dan manusia tidak bisa tumbuh di luar ukuran tertentu. baik tinggi maupun beratnya.
Semua kehidupan juga terbatas. Bumi, bulan, dan bintang-bintang mempunyai titik permulaan dan akhir. Usia bintang atau galaksi mungkin bisa sangat lama, tetapi secara pasti semua itu bersifat terbatas, yakni mempunyai permulaan dan akhir. Alam semesta merupakan tempat yang sangat luas tetapi ia merupakan tempat yang terbatas, dan tidak tak terbatas.
seorang pun ilmuwan yang mampu membuktikan secara pasti bahwa alam semesta itu tidak terbatas. Maka apabila orang mengatakan bahwa alam ini tak terbatas. berarti ia telah melangkah di luar batas analisis rasionalnya. Pemikiran yang demikian mengharuskan kita untuk menantang diri kita sendiri untuk menemukan satu contoh dalam dunia indera kita tentang perkara yang tak terbatas itu. Sepayah apapun kita mencari, kita tak bakal mampu menemukannya. Semua perkara yang bisa kita indera adalah bersifat terbatas, terhingga.
Sifat manusia, kehidupan, dan alamsemesta yang ke dua adalah bahwa semuanya berbutuh dan bergantung. Berbutuh yakni agar ada, semuanya harus mendapatkan bantuan dari sesuatu yang lain, mereka tidak bisa berdiri sendiri. Manusia membutuhkan makanan dan air untuk mempertahankan hidup. Demikian juga dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan. mereka bargantung pada siklus air yang bergantung pada matahari. Matahari bergantung pada interaksi dengan galaksi dan massa yang terbakar. Tak satupun perkara yang bisa kita indera mampu mempertahankan dirinya tanpa bergantung dengan yang lain. Tak ada satupun hal yang terindera yang mandiri. Maka benda boleh ada, tetapi dia tak kuasa mengadakan dirinya sendiri.
Fakta yang berhubungan erat dengan sifat keterbatasan, ketergantungan dan keberbutuhan ini adalah bahwa pada puncaknya harus ada satu Pencipta atau yang mengawali semua ini. Hasil penggabungan dari semua benda yang terbatas dan bergantung adalah berupa sesuatu yang terbatas dan bergantung pula. Bergantung pada apa? Bergantung pada sesuatu yang diperlukan untuk mengawali dan menjaga kelangsungan hidupnya, dan sesuatu yang merencanakan dan mengembangkan saling keterkaitan yang kompleks diantara semua benda hidup.
Kita melihat benda-benda yang ada tanpa kesulitan atau pertanyaan, tetapi tidak ada benda yang ada dengan sendirinya secara mandiri dan mempunyai kontrol penuh terhadap keterwujudannya, atau mampu melanggengkan keberadaannya sendiri. Hanya bisa ada satu pemecahan terhadap pertanyaan tentang penciptaan, bahwa Pencipta yang tidak terbatas adalah penyebab dari semua yang kita lihat dan indera.
Sesuatu yang terbatas mesti diciptakan. jika tidak, maka dia tidak akan ada. Semua benda yang terbatas bergantung pada sesuatu untuk menjaga kelangsungan keberadaannya. Kesimpulan ini tidak bisa diragukan lagi. tantanglah diri anda untuk mendatangkan sembarang contoh, segala sesuatu yang terbatas dan bergantung pastilah diciptakan.
Cara kedua dalam melihat argumen ini menunjukkan bahwa jika penginderaan kita terbatas dan bergantung, kita hanya bisa menjelaskan dengan dua jalan semua yang kita indera keberadaannya bergantung kepada sesuatu yang Iain, yang selanjutnya bergantung pada sesuatu yang lain Iagi dan seterusnya sampai tak terhingga. atau semua yang kita indera keberadaannya bergantung kepada sesuatu yang lain yang ada dengan sendirinya dan kekal (azali). tidak terbatas.
Alternatif pertama bersifat salah karma alternatif itu tidak mampu menjelaskan tentang bagaimana segala sesuatu ini ada pada awalnya. dia tak bisa memberi alasan. Alternatif ini tidak memberikan alasan mengapa sesuatu yang berhingga dan terbatas itu ada. atau dari mana adanya. maka hal ini tidak masuk akal, tidak komplit dan tanpa menghasilkan sebuah jawaban bagi kita. Oleh karena itu kita menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang terbatas dan bergantung, pasti tergantung kepada sesuatu yang ada dengan sendirinya. Argumen ini muncul jika kita menghendaki adanya sebuah penjelasan atau pemahaman tentang Pencipta.